Madina (ANTARA) - Bupati Mandailing Natal, Sumatera Utara, Saipullah Nasution akan mendorong pihak maskapai dan kementerian perhubungan untuk penambahan jadwal terbang pesawat di bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution di Kecamatan Bukit Malintang.
Dorongan penambahan jadwal penerbangan dari dan ke Bandar Udara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution itu itu disampaikan Bupati Saipullah Nasution usai mendarat di bandara tersebut pada Sabtu, (12/4) sekitar pukul 11.00 WIB.
Bupati menilai penambahan jadwal terbang ini penting mengingat bandara dan fasilitasnya sudah cukup bagus. Untuk itu menurut dia sayang kalau jadwal penerbangannya hanya ada satu kali penerbangan dalam satu minggu.
Selain itu, alasan lain yang menjadi pertimbangan adalah letak Madina yang jauh dari ibu kota Sumatera Utara dan langsung berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat.
Kemudian banyaknya perusahaan perkebunan dan pertambangan menjadi alasan tambahan penambahan jadwal penerbangan di bandara itu.
"Sudah selayaknya ada penerbangan setiap hari. Kemudian, letak Madina yang dekat dengan beberapa kabupaten/kota di Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel) bisa menjadi keuntungan tersendiri dengan adanya penambahan jadwal," katanya.
Untuk itu lanjut Saipullah dirinya ke depan akan mendorong pejabat atau masyarakat di wilayah Tabagsel untuk memanfaatkan keberadaan bandara tersebut termasuk dengan mengadakan pertemuan dengan para kepala daerah tetangga.
"Kami akan lakukan pembicaraan dulu, kalau memang ada dukungan dari mereka, kami akan lakukan komunikasi yang intens dengan maskapai lain," kata dia
Tak hanya itu, Pemkab Madina juga akan mendorong pengoperasian pesawat yang lebih besar dari yang ada saat ini.
Bandara Mandailing Natal sendiri memiliki panjang runway 1.450 x 30 meter. Landasan pacunya menggunakan aspal Concrete AC -WC, sedangkan taxiway (landasan penghubung) memiliki panjang 75 meter dan lebar 15 meter.
Sedangkan fasilitas pelataran parkir pesawat (Apron) memiliki panjang 105 meter x 65 meter sehingga dapat dilandasi pesawat yang lebih besar yaitu ATR 72-600 berkapasitas maksimal 78 penumpang.
"Dengan okupansi penumpang sedemikian rupa, ke depan kami harus melakukan komunikasi dengan maskapai lain agar pesawat ATR jenis Wings Air bisa ke Mandailing Natal," sebut bupati.