Medan (ANTARA) - Awal tahun baru masehi 2025 bertepatan dengan bulan ketujuh dalam kalender Hijriah, yaitu bulan Rajab yang dimana pada waktu ini umat Islam dianjurkan untuk menjalankan Puasa Rajab sebagai ibadah sunnah, yang dapat dilakukan mulai tanggal 1 hingga 30 Januari 2025.
Puasa Rajab sebenarnya dapat dilakukan kapan saja selama bulan tersebut. Namun, terdapat waktu yang memiliki keutamaan khusus dalam menjalankannya, seperti puasa Ayyamul Bidh pada tanggal 13, 14, dan 15 Rajab, atau yang jatuh pada 13- 15 Januari 2025.
Niat Puasa Rajab
Adapun niat Puasa Rajab yang sebaiknya dibacakan pada malam hari sebelum melaksanakan ibadah sunnah tersebut, yang berbunyi;
Nawaitu sauma ghadin an ada'i sunnati rajaba lillahi ta'ala.
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Rajab esok hari karena Allah SWT."
Niat jika lupa di malam hari:
Namun, jika Anda lupa membacakannya pada malam sebelum menunaikan, Anda bisa membaca niat di bawah ini;
Nawaitu shauma hâdzal yaumi ‘an adâ’i syahri rajaba lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa sunnah bulan Rajab hari ini, sunnah karena Allah ta’âlâ.”
Niat Puasa Ayyamul Bidh;
Nawaytu shauma ayyâmil bidh lillâhi ta’âlâ.
Artinya: “Saya niat puasa Ayyamul Bidh, karena Allah ta’âlâ.”
Puasa Rajab adalah salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam, terutama pada bulan Rajab yang merupakan bulan haram. Bulan ini termasuk waktu istimewa untuk memperbanyak ibadah, seperti puasa sunnah, zikir, dan sedekah.
Dalam hadis riwayat At-Tabrani, Rasulullah SAW menjelaskan keutamaan puasa Rajab:
“Barang siapa yang berpuasa sehari di bulan Rajab laksana berpuasa setahun. Apabila berpuasa tujuh hari, maka ditutupkan darinya pintu neraka Jahanam. Barang siapa berpuasa delapan hari, maka dibukakan delapan pintu surga dan Allah mengabulkan semua permohonannya.”
Keutamaan bulan Rajab yang termasuk dalam bulan-bulan mulia, juga turut disebutkan dalam Al-Quran, tepatnya pada surat At-Taubah ayat 36.
Inna ‘iddatasy-syuhûri ‘indallâhitsnâ ‘asyara syahran fî kitâbillâhi yauma khalaqas-samâwâti wal-ardla min-hâ arba‘atun urum, dzâlikad-dînul-qayyimu fa lâ tadhlimû fîhinna anfusakum wa qâtilul-musyrikîna kâffatang kamâ yuqâtilûnakum kâffah, wa‘lamû annallâha ma‘al-muttaqîn.
Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.