IPOSS: Sawit perlu diperjuangkan demi tingkatkan ekonomi masyarakat

Medan (ANTARA) - Ketua Dewan Pengawas Indonesia Palm Oil Strategic Studies (IPOSS) Darmin Nasution mengatakan komoditi sawit perlu diperjuangkan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. 

"Ada sekitar 16 juta pekerja di Indonesia yang menggantungkan hidupnya dari industri tersebut," ujar Darmin dalam acara "Bedah Diskusi dan Buku Anugerah yang Perlu Diperjuangkan" di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara, Medan, Senin.

Ia mengatakan, Indonesia patut bersyukur diberikan anugerah berupa alam yang subur hingga pohon sawit terus bertumbuh kembang di tanah air, lebih baik dari pada lokasi asalnya di Afrika.

Indonesia, lanjut dia, saat ini menjelma sebagai produsen minyak mentah sawit terbesar dunia yang tentunya dicapai melalui berbagai upaya kerja keras semua pihak dan episode perjalanan yang panjang.

"Kelapa sawit memiliki keunggulan karena bisa dipanen sampai puluhan tahun, ini merupakan komoditi unggul dan penyumbang pendapatan negara yang besar," ucap Menteri Koordinator Perekonomian 2015-20219 ini.

Ia mengatakan sawit memiliki banyak manfaat untuk masyarakat seperti menjadi bahan baku rompi tahan peluru, produk olahan makanan, bahan farmasi dan lainnya. Dampak dari hilirisasi sawit itu banyak dirasakan oleh masyarakat luas, dan meningkatkan perekonomian. 

Sementara Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Yanto Santosa dalam kesempatan yang sama mengatakan buku itu sangat baik untuk menjadi pembelajaran bagi mahasiswa.

Karena sawit tersebut masih banyak yang diperjuangkan semua pihak untuk masyarakat. 

"Tinggal bagaimana buku ini memberikan informasi sebagai data untuk semua pihak terkait sawit ini," ucap Yanto.

Dalam bedah buku dan diskusi sekaligus peluncuran buku Sawit Anugerah yang perlu Diperjuangkan yang dikeluarkan oleh Indonesia Palm Oil Strategic Studies itu menghadirkan 3 narasumber yakni Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. Yanto Santosa, DEA, Pakar Hukum Kehutanan Dr. Sadino, S.H.,M.H serta Prof. Dr. Ir. Abdul Rauf, M.P. yang merupakan Guru Besar Fakultas Kehutanan USU.