Washington (ANTARA) - Menteri luar negeri Turki, Rusia, dan Iran, tiga negara penjamin dalam platform Astana yang dibentuk untuk meredakan ketegangan di Suriah dan membuka jalan bagi proses politik, bertemu di New York pada Jumat (27/9).
Hakan Fidan, Sergey Lavrov, dan Abbas Araghchi menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Luar Negeri Platform Astana di sela-sela sidang ke-79 Majelis Umum PBB.
Para menteri membahas situasi keamanan, politik, dan kemanusiaan di Suriah, serta menyerukan penahanan diri agar serangan Israel di Lebanon tidak menyebabkan eskalasi kekerasan tambahan di Suriah, menurut sumber diplomatik Turki.
Pertemuan tersebut menekankan pentingnya menjaga perdamaian di lapangan, termasuk di provinsi Idlib bagian barat laut, serta perlunya mencegah upaya organisasi teroris separatis untuk memanfaatkan situasi saat ini, tambah sumber tersebut.
Mengulangi dukungan Turki terhadap kebangkitan proses politik di Suriah, Fidan menekankan pentingnya Proses Astana dalam mencapai perdamaian dan stabilitas di Suriah.
Selama pertemuan, Menteri Luar Negeri Turki juga menyoroti ancaman terorisme dan fakta bahwa Daesh/ISIS meningkatkan serangannya di Suriah.
Fidan menekankan bahwa PBB harus memainkan peran "terdepan" dalam menyelesaikan konflik di Suriah, tambah sumber tersebut.
Suriah telah terjebak dalam perang saudara berkepanjangan dan sengit sejak awal 2011 ketika rezim Bashar al-Assad menindak protes pro-demokrasi dengan kekerasan yang tak terduga.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Turki, Rusia, Iran bahas situasi Suriah setelah Israel serbu Lebanon