Tapanuli Selatan (ANTARA) - Tren persentase angka rakyat miskin sepuluh tahun ke belakang Kabupaten Tapanuli Selatan, Provinsi Sumatera Utara konsisten menurun hingga 0,09 poin menjadi 6,92% dari tahun sebelumnya 2023.
Terjadinya penurunan persentase kemiskinan itu dituangkan pada laman Badan Pusat Statistik (BPS) Tapsel terbaru per Maret 2024 yang ditampung Antara, di Sipirok, Jumat.
BPS menyebut persentase penduduk miskin di Tapsel pada Maret 2024 terjadi sebesar 6,92% atau turun dari 7,01% pada periode sama di 2023.
Penurunan jumlah penduduk miskin Tapsel 0,09 poin ini menjadi cerminan adanya upaya signifikan dalam penanganan permasalahan kemiskinan di wilayah ini.
Di sebutkan BPS, tahun 2015 tingkat kemiskinan Tapsel sebesar 11,37% yang berarti dalam rentang sembilan tahun rakyat miskin telah berkurang lebih dari setengah.
Penurunan angka masyarakat miskin ini menunjukkan adanya perbaikan kondisi sosial - ekonomi masyarakat yang cukup signifikan
Sementara untuk garis kemiskinan Tapsel sebut BPS juga mengalami kenaikan. Pada Maret 2024, garis kemiskinan berada pada angka Rp512.480 per kapita per bulan, naik sebesar 6,58% dari tahun sebelumnya.
Peningkatan garis kemiskinan ini menunjukkan adanya biaya hidup dan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh masyarakat.
"Namun, peningkatan garis kemiskinan ini diiringi dengan penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin, yang mengindikasikan bahwa sebagian besar penduduk mampu memenuhi peningkatan standar kebutuhan dasar tersebut," kata BPS.
Selain itu, indeks kedalaman kemiskinan (P1) dan indeks keparahan kemiskinan (P2) juga menunjukkan perbaikan. Indeks kedalaman kemiskinan Tapsel turun dari 0,92 pada Maret 2023 menjadi 0,57 pada Maret 2024, sementara indeks keparahan kemiskinan turun dari 0,18 menjadi 0,08 pada periode yang sama.
Penurunan kedua indeks ini mengindikasikan bahwa tidak hanya jumlah penduduk miskin yang berkurang, tetapi kesenjangan pengeluaran di antara penduduk miskin juga semakin menipis.
Artinya, rata-rata pengeluaran penduduk miskin mendekati garis kemiskinan, dan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin semakin berkurang.
Penurunan angka kemiskinan di Tapsel dapat dikaitkan dengan beberapa faktor. Pertama, implementasi berbagai program pemerintah yang berfokus pada pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan sosial, seperti program bantuan sosial dan pembangunan infrastruktur pedesaan.
Program-program ini memainkan peran penting dalam meningkatkan aksesibilitas dan kesempatan ekonomi bagi masyarakat miskin.
Kedua, peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan keterampilan juga berkontribusi terhadap penurunan kemiskinan.
Pendidikan yang lebih baik memungkinkan individu untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan meningkatkan pendapatan.
Selain itu, pelatihan keterampilan memberikan kemampuan baru yang dapat dimanfaatkan dalam aktivitas ekonomi produktif.
Ketiga, stabilitas ekonomi makro dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Sumatera Utara, termasuk di Tapsel, turut mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang positif, lapangan pekerjaan baru tercipta, dan pendapatan masyarakat dapat meningkat, sehingga kemiskinan dapat dikurangi.
Dengan kondisi demikian kinerja pengentasan kemiskinan di Kabupaten Tapanuli Selatan, kata BPS, menunjukkan hasil yang positif dengan penurunan angka kemiskinan dari tahun ke tahun.
Bahkan upaya pemerintah dalam melaksanakan program-program sosial dan ekonomi terbukti efektif dalam mengurangi jumlah penduduk miskin dan mempersempit kesenjangan ekonomi di wilayah ini.