Tapanuli Utara (ANTARA) - Penjabat Bupati Tapanuli Utara, Dimposma Sihombing mengungkapkan, angka kemiskinan mengalami penurunan di 2024 dari tahun sebelumnya di 2023, sesuai data yang diterbitkan Badan Pusat Statistik.
"Sesuai data yang diserahkan oleh Kepala BPS Taput dan tim, angka kemiskinan mengalami penurunan di 2024. Ini merupakan salah satu nilai positif selama saya menjabat kurang lebih empat bulan," terang Pj Bupati Dimposma, Rabu (28/8).
Harapnya, seluruh stakeholder di lingkungan Pemkab Taput tetap bersinergi untuk dapat menekan angka kemiskinan yang dinilai membutuhkan kolaborasi seluruh pihak.
"Tahun depan, kita harus lebih bisa dalam menekan angka kemiskinan, tentunya membutuhkan kolaborasi seluruh pihak," sebutnya.
Kepala BPS Taput, Anggiat Tulus Sibagariang mengungkapkan, angka kemiskinan di Kabupaten Tapanuli Utara mengalami penurunan sebesar 0,33 persen, di mana angka sebelumnya sebesar 8,54 persen di 2023 menurun menjadi 8,21 di tahun 2024.
Berdasarkan data, jumlah penduduk miskin di Tapanuli Utara tercatat sebanyak 26.390 orang di 2023, mengalami penurunan menjadi 25.510 orang di 2024 dari total jumlah penduduk sebanyak 323.102 orang.
"Pelaksanaan survei sosial ekonomi nasional atau susenas digelar Maret 2024," jelasnya.
Disebutkan, survei sosial ekonomi nasional menjadi sumber data untuk menghitung angka kemiskinan melalui beragam statistik lintas sektor meliputi partisipasi sekolah, kemampuan membaca dan menulis, APS, APK, serta APM untuk bidang pendidikan; gangguan kesehatan, pemanfaatan jaminan kesehatan, perilaku merokok, pemberian imunisasi pada balita dan ASI pada baduta, tempat melahirkan dan penolong persalinan, serta partisipasi KB untuk bidang kesehatan, fertilitas dan KB; kondisi tempat tinggal, sumber air untuk mandi dan mencuci untuk bidang perumahan; kepemilikan HP, akses internet dalam pemanfaatan teknologi informasi, serta bantuan atau program pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat.
Susenas juga mengumpulkan data konsumsi dan pengeluaran rumah tangga, baik untuk komoditas makanan maupun bukan makanan.
Dari data tersebut diperoleh rata-rata konsumsi dan pengeluaran rumah tangga serta rata-rata konsumsi kalori dan protein per kapita.
Data konsumsi dan pengeluaran yang dirinci menurut kelompok komoditas dapat memberikan gambaran mengenai pola konsumsi penduduk di suatu wilayah.