Masyarakat Badui membuka hutan itu tanpa menggunakan peralatan keselamatan, seperti memakai sepatu bot untuk menghindari gigitan ular tersebut.
Selain itu juga jika musim hujan populasi ular berbisa di kawasan permukiman Badui banyak ditemukan di jalan-jalan hingga tempat-tempat penyimpanan kayu bakar.
Petugas medis dari relawan ketika menerima informasi dari warga Badui adanya korban gigitan ular tanah itu langsung bergerak cepat untuk melakukan pertolongan hingga ke lokasi dengan berjalan kaki menembus hutan belukar dan terjal dan banyak curam.
"Kami relawan memiliki tenaga medis terdiri atas bidan dan perawat sehingga dapat melakukan pertolongan bagi warga Badui yang menjadi korban gigitan ular mematikanil itu," katanya.
Sementara itu, Ohong mengatakan pihaknya kini kondisi tubuhnya sudah membaik, dan hanya mengalami demam setelah ditangani tenaga medis RSUD Banten.
"Kami beruntung adanya relawan sehingga dapat ditolong dan selamat dari gigitan ular mematikan itu," katanya.
Warga Badui kembali digigit ular berbisa jenis ular tanah dan dirujuk ke RSUD Banten untuk diberikan pertolongan medis. Mereka umumnya tinggal di daerah pegunungan dan perbukitan.
"Dan menangani warga Badui yang menjadi korban gigitan ular mematikan itu antara dua sampai enam orang per bulan," kata Muhammad Arif menjelaskan.
Dua warga kembali digigit ular berbisa, ini dampaknya
Minggu, 4 Agustus 2024 12:50 WIB 646