Tapanuli Selatan (ANTARA) - Pemerintah menyebutkan anggaran yang dibutuhkan untuk relokasi ruas Jalan Batu Jomba di Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatera Utara (Sumut) di perkirakan lebih kurang Rp.2,7 triliun.
"Kita (Kementerian PUPR RI-red) masih mencari (anggaran) itu," Direktur Preservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I, Nyoman Suaryana di Batu Jomba kepada Antara, Rabu.
Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan lalu lintas dan kemacetan pihak Kementerian PUPR rutin melakukan perbaikan.
"Sementara akan di cutting (potong) dulu badan jalan tanjakan sekitar 50 meter agar landai agar tidak sulit lalui kendaraan bermotor. Mengingat 5 tahun ke depan juga belum tahu nasib relokasi," ujarnya.
Sebelumnya, rencana relokasi Jalan Nasional Aek Latong - Batu Jomba sepanjang 34,7 kilometer. Bakal melintasi dan berdampak terhadap 10 desa di empat kecamatan di dua kabupaten Tapsel - Tapanuli Utara (Taput).
Seperti Desa Simangumban Julu dan Desa Dolok Sanggil di Kecamatan Simangumban, Taput. Selebihnya di wilayah Tapsel melintasi Kecamatan Arse, SD.Hole, dan Sipirok.
Seperti Desa Somba Debata Purba, Desa Natambang Roncitan, Desa Nanggar Jati, Desa Aek Hamingjon, Arse Nauli, Desa Desa Sampean, Desa Pahala Aek Sagala, dan Desa Marsada.
Di ketahui rencana relokasi Aek Latong - Batu Jomba ini sudah di bahas melalui pertemuan konsultasi masyarakat - 2 (PKM-2) studi LARP yang dihadiri Pemkab Tapsel,l - Pemkab Taput di Sipirok akhir tahun 2023 lalu.
Bahkan, Ida penggiat lingkungan dari Yayasan Konservasi Indonesia (YKI) saat pertemuan juga sudah sepakat rencana relokasi jalan sepanjang dengan prinsip ekologi dan tidak saling merugikan.
Ruas Jalan Batu Jomba - Aek Latong yang berada persis pada sesar Sumatera sudah bertahun-tahun sering cepat rusak. Memang perhatian pemerintah terhadap infrastruktur jaringan jalan ini juga sangat tinggi.
Pantauan Antara di lokasi bekas ruas jalan Batu Jomba, atau di bawah ruas Jalan Batu Jomba sekarang terlihat sudah turun lebih kurang 20 meter dan membentuk jurang dalam dalam beberapa tahun belakangan.
Para ahli selalu menyebut di jalur Batu Jomba terdapat beberapa titik lokasi yang kerap mengalami kerusakan akibat fenomena geologi yang disebut sesar aktif Sumatera. Dimana terjadi pergeseran lempeng India Australia relatif terhadap lempeng Eurasia.