Medan (ANTARA) - Perum Bulog Kantor Wilayah (Kanwil) Sumatera Utara menyebutkan penetapan harga eceran tertinggi (HET) baru minyak goreng pemerintah MinyaKita berpotensi melancarkan produksi dan distribusi komoditas tersebut ke pasaran.
"Itu karena produsen dan pedagang sekarang memiliki kepastian harga baru," ujar Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Sumatera Utara Arif Mandu di Medan, Sabtu.
Arif menduga keterbatasan suplai MinyaKita di pasar akhir-akhir ini salah satunya diakibatkan belum naiknya HET.
Bulog Sumut, dia melanjutkan, memiliki kendala dalam menyimpan stok MinyaKita tersebut.
"Bisa karena itu (suplai ditahan menunggu HET baru), bisa juga karena faktor lain," kata Arif.
Prediksi Arif sesuai dengan apa yang disampaikan Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Kanwil I.
KPPU pun menduga produsen dan distributor MinyaKita di Sumut menunggu kepastian HET anyar komoditas tersebut dari pemerintah sebelum melepaskan minyak goreng bersubsidi tersebut dengan jumlah normal.
KPPU menilai situasi demikian membuat kuantitas MinyaKita semakin sedikit di pasaran Sumut seperti yang terjadi di Medan.
Produsen dan distributor, sebut Kepala KPPU Kanwil I Ridho Pamungkas, menanti momentum naiknya HET untuk mengeluarkan MinyaKita.
"Sepertinya produsen menahan produksi dan distributor menunggu untuk melepaskan Minyakita," tutur Ridho.
Pada Jumat (19/7), Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan HET terbaru minyak goreng rakyat atau MinyaKita sebesar Rp15.700 per liter segera diundangkan pada pekan depan.
Adapun HET MinyaKita sebelumnya adalah Rp14 ribu per liter.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Bulog Sumut: HET baru berpotensi lancarkan distribusi MinyaKita