Medan (ANTARA) - Ia mengatakan perubahan kurikulum mengarah pada peningkatan praktik secara substansial, dengan proporsi 70 persen praktik dan 30 persen teori. Langkah tersebut bertujuan untuk memastikan bahwa lulusan universitas mampu bersaing di dunia kerja dengan memiliki keterampilan praktis yang kuat.
Menunjang perubahan yang terjadi, lanjut dia, universitas juga mengadakan sosialisasi dan pelatihan bagi dosen untuk mengubah metode pembelajaran mereka dari teori ke vokasional.
Selain itu rektor juga menyampaikan USU mengundang dosen praktisi untuk mengajar di program vokasi. "Ini substansi pentingnya mengubah struktur kurikulum dengan lebih banyak latihan praktik, ketimbang aspek teoritis," katanya.
Ia juga menyampaikan saat ini USU juga fokus pada pengembangan infrastruktur, hingga pada tahun ini USU mempersiapkan perkantoran dan ruang kuliah khusus untuk vokasi.
Meskipun perbaikan infrastruktur belum selesai, kata dia, upaya itu terus dilakukan dengan penambahan fasilitas yang memadai, termasuk pembangunan laboratorium yang lebih modern dan tersedia untuk kegiatan pembelajaran dan riset.
"Di tahun ini dan tahun-tahun lalu kita mempersiapkan perkantoran dan ruang kuliah di vokasi. Perbaikan infrastruktur ini sudah ada dan belum selesai dan terus akan ditambah," katanya.Universitas Sumatera Utara (USU) merancang Program Microteaching untuk dosen sebagai upaya mempercepat penguasaan keahlian teknis tertentu bagi tenaga pengajar di perguruan tinggi itu
"Dalam upaya memperbaiki metode pembelajaran, kita sekarang sedang merancang microteaching untuk mempercepat dosen memiliki keahlian teknis tertentu yang sangat diminati oleh mahasiswa. Tentunya itu dalam upaya memperbaiki metode pembelajaran," kata Rektor USU Prof Muryanto Amin di Medan, Sumatera Utara (Sumut), Sabtu.
Selain itu microteaching, kata dia, juga akan diterapkan untuk mahasiswa vokasi agar mereka siap terjun ke dunia industri dengan keahlian yang relevan.