"Mempertahankan berat badan ideal, konsumsi asupan gizi yang baik, dan suplementasi gizi termasuk tablet tambah darah sebelum dan selama hamil, juga sangat penting untuk dapat menjaga kesehatan ibu dan bayi," ucapnya.
Lovely menyebutkan ada berbagai intervensi yang telah dilakukan oleh Kemenkes. Saat anak sebelum lahir misalnya, Kemenkes telah menggalakkan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care minimal enam kali selama hamil.
Kemudian konsumsi tablet tambah darah pada ibu hamil sebanyak satu tablet setiap hari selama masa kehamilan dan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil kurang energi kronis selama 90 hari.
Sementara itu Dokter Anak Konsultan Neonatologi yang juga Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Rinawati Rohsiswatmo menyatakan bahwa sebesar 32 persen stunting disebabkan oleh kelahiran bayi prematur.
"Bayi prematur itu cenderung sakit-sakitan dan kurang gizi, dan menyebabkan sekitar 1/3 dari kejadian stunting, juga 1/3 angka kematian bayi," katanya.
Ia menyebutkan biaya yang dikeluarkan untuk perawatan bayi prematur sangat tinggi, mengingat prosedur yang dilakukan perlu menggunakan alat bantu napas seperti ventilator, dan lain sebagainya.
"Biaya perawatan bayi sangat prematur di rumah sakit bisa mencapai 5-7 juta per hari di rumah sakit pemerintah. Untuk itu perlu pencegahan sejak dini, karena bayi prematur idealnya juga membutuhkan pemantauan hingga usia 18 tahun. Jadi lebih baik memang dicegah sejak remaja, misal dengan tablet tambah darah," ucapnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkes: Tablet tambah darah cegah bayi lahir prematur dan stunting