Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa pemberian tablet tambah darah pada remaja putri dan ibu hamil dapat mencegah bayi terlahir prematur dan stunting.
"Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja perempuan itu untuk mengurangi risiko anemia, karena berdasarkan data masih ada 48,9 persen ibu hamil dengan anemia. Ibu hamil juga perlu rutin mengkonsumsi TTD untuk mencegah anak terlahir prematur dan stunting," kata Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kemenkes Lovely Daisy di Jakarta, Jumat.
Kemenkes bersama Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita mengadakan temu media untuk memperingati Hari Prematur Sedunia yang diperingati setiap 17 November 2023.
Lovely memaparkan berdasarkan data long form sensus penduduk tahun 2020, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 189 setiap 100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 16,8 per 1.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan data rutin yang dilaporkan ke Kemenkes, lanjutnya, bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan prematur, askfisia (kadar oksigen dalam tubuh berkurang), serta infeksi, merupakan penyebab utama kematian bayi.
"Kita perlu mencegah bayi-bayi agar tidak terlahir prematur atau BBLR untuk mempercepat penurunan stunting. Kemenkes telah melakukan 11 intervensi spesifik sejak sebelum lahir, saat kehamilan, dan pasca-melahirkan," ujar Lovely.
Ia menegaskan deteksi dan tata laksana dini faktor risiko selama kehamilan merupakan salah satu faktor kunci pencegahan prematur dan BBLR.
"Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja perempuan itu untuk mengurangi risiko anemia, karena berdasarkan data masih ada 48,9 persen ibu hamil dengan anemia. Ibu hamil juga perlu rutin mengkonsumsi TTD untuk mencegah anak terlahir prematur dan stunting," kata Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu Anak Kemenkes Lovely Daisy di Jakarta, Jumat.
Kemenkes bersama Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita mengadakan temu media untuk memperingati Hari Prematur Sedunia yang diperingati setiap 17 November 2023.
Lovely memaparkan berdasarkan data long form sensus penduduk tahun 2020, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 189 setiap 100.000 kelahiran hidup, sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 16,8 per 1.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan data rutin yang dilaporkan ke Kemenkes, lanjutnya, bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan prematur, askfisia (kadar oksigen dalam tubuh berkurang), serta infeksi, merupakan penyebab utama kematian bayi.
"Kita perlu mencegah bayi-bayi agar tidak terlahir prematur atau BBLR untuk mempercepat penurunan stunting. Kemenkes telah melakukan 11 intervensi spesifik sejak sebelum lahir, saat kehamilan, dan pasca-melahirkan," ujar Lovely.
Ia menegaskan deteksi dan tata laksana dini faktor risiko selama kehamilan merupakan salah satu faktor kunci pencegahan prematur dan BBLR.