Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia tahun 2022, angka prevalensi stunting di Provinsi ini, turun 4,7 persen menjadi 21,1 persen dari sebelumnya 25,8 persen tahun 2021.
Wali Kota Binjai Amir Hamzah menuturkan angka stunting di wilayahnya terus menujukan tren positif atau mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
"Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), tahun 2021 stunting di Kota Binjai berada di angka 21,7 persen dan tahun 2022 sekitar 18,7 persen," ujarnya
Kendati demikian, pihaknya terus berupaya menurunkan angka prevalensi stunting di Kota Binjai agar target nasional yakni 14 persen pada tahun 2024 dapat terwujud.
Ia menjelaskan dalam upaya penurunan angka stunting, Pemkot Binjai meluncurkan Program Binjai Smoting (Semangat Menuju Zero Stunting) melalui implementasi gerakan bapak asuh bagi Balita stunting dan keluarga risiko stunting.
"Kami libatkan semua stakeholder dan donatur, di mana Pemkot Binjai ada program makan bagi anak-anak stunting dan keluarga risiko stunting di seluruh kecamatan Binjai. Kami datangi rumah orang tua yang anaknya stunting. Kalau kami bilang di sini keroyokan Pak Pj Gubenur. Jadi saya optimis angka stunting di Kota Binjai dapat kita tekan di bawah 14% pada tahun 2024 agar kita berhasil menciptakan generasi berkualitas emas dan menikmati bonus demografi pada tahun 2045," katanya.