Medan (ANTARA) - Onrizal, Dosen Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara (USU), mengetahui benar bagaimana perkembangan kawasan mangrove di Lubuk Kertang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, lantaran sudah berkecimpung dalam rehabilitasinya sejak tahun 2000-an.
Dalam perbincangannya terkait hal tersebut dengan ANTARA di Medan, Selasa, Onrizal tidak bisa menyembunyikan campuran nuansa antusias dan kesedihan di dalam suaranya.
Pakar ekologi hutan yang menamatkan program doktornya di Universiti Sains Malaysia (USM) itu mengawali diskusi dengan apresiasinya atas perjuangan masyarakat Lubuk Kertang yang jatuh bangun merawat hutan mangrove di wilayah mereka.
Masyarakat Lubuk Kertang, disebut Onrizal pada prinsipnya sudah berhasil mengembalikan kesuburan hutan mangrove setelah hancur akibat alih fungsi lahannya menjadi kebun sawit mulai sekitar tahun 2003.
Padahal, hutan mangrove tersebut berstatus hutan lindung dan hutan produksi terbatas.
Baca juga: Pemprov dan Polda Sumut tanam 10 ribu magrove di pesisir Langkat
Berkurangnya hasil laut yang menjadi sumber mata pencaharian mayoritas warga akibat rusaknya hutan mangrove menjadi motivasi masyarakat untuk melawan dan melakukan rehabilitasi kawasan mangrove tersebut.
Menurut Onrizal, kelompok masyarakat ketika itu aktif bergerak dengan mengikutsertakan jaringan nelayan dari kabupaten hingga nasional. Hasilnya, lahan mereka kembali dan masyarakat memperbaiki hutan mangrove mereka.