Tapteng (ANTARA) - Kabupaten Tapanuli Tengah yang berada di wilayah pesisir Pantai Barat Pulau Sumatera dengan panjang garis pantai 200 kilometer, menyimpan sejuta pesona alam. Salah satunya hutan mangrove atau yang lebih dikenal masyarakat pesisir hutan bakau (Rhizophora).
Berdasarkan dari hasil penelitian Dinas Kelautan Provinsi Sumatera Utara, pada tahun 2019 bersama dengan Universitas Sumatera Utara dan Universitas Sari Mutiara. Di lokasi pengambilan data pada 26 titik pengamatan yang terdiri dari titik 1-15 di Pulau Mursala dan sekitarnya dan titik 16-27 di Teluk Tapian Nauli (pulau sumatera) ditemukan 17 spesies mangrove dari 9 famili yang hidup di hutan basa Kabupaten Tapanuli Tengah.
Jenis mangrove tersebut terdiri dari 14 mangrove sejati dan 3 mangrove ikutan yaitu pandan (P. tectorius), waru laut (Thespesia Populnea), dan ketapang (Terminalia catappa).
Analisis nilai penting jenis mangrove di
Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD)Taman Pulau Kecil Tapanuli Tengah, menunjukkan bahwa Rizophora, Xilocarpus, dan Bruguiera memiliki pengaruh dan peran yang besar di Tapanuli Tengah.
Melihat potensi hutan bakau yang berada di Wilayah Pesisir Tapanuli Tengah. PT Agincourt Resources, Tambang Emas Martabe Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan, turut berperan meningkat kelestarian hutan mangrove, sebagai upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Tapanuli Tengah.
Hal tersebut dibuktikan oleh PTAR dengan memberikan 30 ribu bibit mangrove kepada Pemerintah Tapanuli Tengah. Pada peringatan Hari Lahan Basa Sedunia tanggal 2 Februari 2023 lalu.
Tidak cukup sampai disitu saja, PT Agincourt Resources juga melakukan kolaborasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta
menggandeng Kelompok Tani Hutan Mandiri Tapanuli Tengah, untuk dapat terus melakukan pemeliharaan terhadap 30 ribu bibit pohan mangrove yang di tanam di Desa Aek Garut, Kecamatan Pandan, Kabupaten Tapanuli Tengah, sehingga dapat menjadi salah satu penopang ekosistem di wilayah pesisir.
Menanggapi akan kepedulian PT Agincourt Resources, terhadap habitat mangrove di wilaya pesisir Kabupaten Tapanuli Tengah, Ketua Yayasan Masyarakat Penjaga Pantai Barat (Yamantap) Tapanuli Tengah, Damai Mendrofa, saat ditemui di Sekretariat Bank Sampah, Sabtu, (11/02) mengatakan.
"Kita apresiasi PT Agincourt Resources, yang peduli terhadap habitat mangrove di Tapanuli Tengah, kedepan kegiatan itu dapat kembali dilakukan," kata Damai
Menurutnya, hutan mangrove memiliki fungsi yang besar bagi kehidupan manusia seperti, menahan arus air laut yang dapat mengikis daratan pantai, penyerap gas karbon dioksida dan penghasil oksigen, serta tempat hidup biota laut seperti ikan kecil untuk berlindung dan mencari makan.
"Bukan hanya itu saja, saya rasa jika potensi itu dimanfaatkan bisa menikatkan pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat yang berada di sekitar hutan mangrove, dengan memperdayakan hutan mangrove sebagai tempat budidaya udang, kepiting dan sejenis biota yang hidup di hutan mangrove," ujarnya
Selain itu, Damai juga mengharapkan agar Pemerintah dapat memperdayakan hutan mangrove sebagai tempat ekowisata.
"Jika Pemerintah dengan serius melihat potensi yang ada ini. Tentu akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Tengah," ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Direktur PT Agincourt Resources, Ruli Tanio mengatakan, penanaman mangrove
merupakan kontribusi PTAR dalam membentuk ekosistem wilayah pesisir di Tapanuli Tengah.
Ekosistem mangrove sebagai salah satu penopang ekosistem wilayah pesisir diharapkan dapat menjadi area mencari makan, memijah, dan tempat berkembangbiaknya berbagai jenis ikan dan udang, sekaligus habitat alami berbagai jenis fauna.
"Kami juga berharap aksi tanam mangrove ‘Dari Hati Untuk Bumi' dapat membuka peluang meningkatnya perekonomian masyarakat setempat lewat ekowisata hutan mangrove yang berwawasan lingkungan dengan berlandaskan pada aspek konservasi alam serta pemberdayaan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat lokal," Katanya.
Potensi hutan mangrove yang dapat menikat pertumbuhan ekonomi disambut baik oleh Pj Bupati Tapanuli Tengah, Elfin Elyas.
"Melalui OPD teknis terkait, kita dukung bagaimana wisata mangrove ini kedepannya dapat terwujud, dan ini sudah kita rancang serta akan kita tampung melalui APBD dan kita juga akan lakukan diskusi lagi lokus-lokus mana yang menjadi prioritas untuk wisata mangrove." katanya saat ditemui usai penanaman 30 ribu bibit mangrove, pada (02/02) lalu.
Selain untuk wisata mangrove. Lanjutnya, ini juga penting untuk kelestarian alam dan lingkungan dan juga sebagai edukasi khususnya pada generasi yang akan datang serta pada masyarakat.
"Menjaga hutan mangrove tidak bisa dari Pemerintah sendiri, tetapi yang lebih penting adanya partisipasi masyarakat dan juga TNI-Polri," ungkapnya.
PTAR Tambang Emas Martabe gali potensi ekonomi di hutan mangrove Tapteng
Senin, 13 Februari 2023 9:26 WIB 3162