April 2024, bandara Mandailing Natal siap didarati pesawat ATR
Selasa, 31 Oktober 2023 8:32 WIB 6783
Pembangunan bandara ini sendiri tidak terlepas dari dukungan dari pada Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, Pemkab Mandailing Natal dan Kementerian Perhubungan.
"Target kita paling lambat awal April 2024 bandara Mandailing Natal sudah bisa beroperasi," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Bandara Mandailing Natal Kantor UPBU Aek Godang, Agus Indrawan kepada ANTARA, Selasa (31/10).
Agus menyampaikan, jika saat ini ada dua progres pembangunan fisik yang sedang berlangsung, yakni pembangunan fasilitas sisi udara dan fasilitas sisi darat.
Untuk pembangunan fisik yakni pembangunan fasilitas sisi udara per 30 Oktober 2023 capaian progresnya sudah mencapai angka 84 persen.
Pembangunan sisi udara yang meliputi konstruksi, runway, taxiway, apron, jalan akses, box culvert dan sejumlah pendukung lainnya itu sendiri dikerjakan oleh PT Modren Bahana KSO.
Sementara untuk pembangunan fasilitas sisi darat yang meliputi gedung terminal dan gedung penunjang lainnya progresnya masih berada diangka 65 persen.
Meskipun sedikit agak terlambat, pembangunan sisi darat yang dikerjakan oleh penyedia PT Waskita Karya (Persero),Tbk itu Agus menyebut tetap diminta ke Penyedia untuk dapat menyelesaikan pembangunannya sesuai dengan target paling lambat diakhir Desember 2023.
"Untuk pembangunan fasilitas sisi darat ini memang agak terkendala oleh cuaca, apalagi dalam akhir-akhir ini Madina dilanda musim penghujan. Namun, meskipun begitu kita tetap harus optimis selesai sesuai dengan target," ujarnya.
Lebih lanjut disampaikan Agus, Bandara Mandailing Natal memiliki potensi yang cukup besar untuk bisa dikembangkan pada tahun-tahun mendatang jika demand penumpang mendukung, sehingga nantinya tidak menutup kemungkinan bisa didarati oleh pesawat sekelas boeing 737 series.
Hal ini diperkuat dengan masih luasnya lahan untuk perpanjangan runway yang belum dipergunakan saat ini yang panjangnya diperkirakan bisa mencapai 2.000 meter.
Namun, meskipun begitu kata dia itu semua tergantung permintaan penumpangnya (demand).
"Kalau memang di Madina demandnya ada dan banyak, membutuhkan armada dan sarana yang lebih besar dari pesawat ATR72 mungkin bisa berkembang menjadi boeing 737 series. Kita liat kedepannya tergantung demandnya sendiri," jelas dia.