Sementara salah seorang pemilik UMKM arang tempurung kelapa, Burman Hamonangan Siagian, mengatakan, saat ini usaha arang batok kelapa masih terkendala terkait bahan baku dan pemasaran.
"Ketersediaan batok kelapa di tempat kami masih sulit ditemui dan alat produksi juga masih minim. Jualnya masih di sekitar sini-sini aja, mau dipasarkan lebih jauh tapi mesin ovennya (untuk pembakaran) tidak punya," katanya.
Terkait pendampingan yang dilakukan tim USU tersebut, ia mengaku sangat terbantu karena mendapatkan ilmu tambahan terkait produksi dan pemasaran.
"Terima kasih untuk tim PKM MIPA USU atas kedatangannya. Saya mewakili UMKM kecil sangat berterima kasih bisa membantu mengangkat UMKM kami agar bisa lebih maju dan membantu para warga di sekitar sini," katanya.