Produksi pada periode delapan bulan itu membuat Sumut surplus beras 321.546 ton lantaran kebutuhannya 1.392.689 ton.
"Artinya dari sisi produksi, Sumut tidak terganggu," kata Juwaini.
Kenaikan harga gabah berdampak pada mendakinya harga beras. Juwaini meyakini, tingginya harga tersebut membuat pemerintah melalui Perum Bulog Kanwil Sumut kesulitan dalam menyerap gabah dan beras dari petani.
Dia memisalkan, beras yang harga pembelian pemerintah (HPP) yakni Rp9.950 per kilogram dijual petani dengan harga lebih dari Rp10 ribu per kilogram.
"Jadi susah bagi Bulog membelinya. Kalau di atas HPP, mereka mengambil skema komersial," tutur Juwaini.
Perum Bulog Kantor Wilayah Sumatera Utara mengakui, tingginya harga yang ditetapkan petani menjadi salah satu kendala penyerapan beras untuk cadangan beras pemerintah.
Sampai minggu pertama September 2023, Perum Bulog Kanwil Sumut baru menyerap sekitar 3.600 ton beras dari petani, dengan hanya 350 ton di antaranya yang dibeli dengan harga HPP. Sisanya didatangkan dengan skema komersial.
Adapun target penyerapan beras petani yang ditetapkan Bulog Sumut untuk tahun 2023 adalah 27 ribu ton.