Orang nomor satu di Sumut yang segera mengakhiri masa jabatannya ini, kemudian memberikan motivasi kepada para difabel. Bagi yang tuna rungu, motivasi Gubsu disampaikan oleh juru bahasa isyarat (JBI) yang ada di sisi kanan stage utama.
"Orang-orang ini kalau ditanya tak bisa jawab, disuruh melihat tak bisa, panca inderanya tak sempurn, tapi kalau disuruh lari, berenang, meraka tak kalah, padahal tak punya kaki dan tangan.Banyak lagi prestasi mereka," ucapnya.
Sejatinya, kata Gubsu, manusia normal yang seharusnya dikasihani, bukan para difabel. "Kita diberi Tuhan panca indera sempurna, tapi kita tak bisa berbuat. KONI kita ranking 14 nasional, tapi difabel kita ranking 2 nasional," tambahnya.
Mantan Pangkostrad ini kemudian memberikan apresiasi kepada Yayasan KSI yang mampu menginisiasi berdirinya Gallery dan Cafe Pelataran Difabel. Dia meminta semua pihak memberikan perhatian dan partisipasi, sehingga bisa eksis dan menjalankan tugas mengangkat derajat para.
"Kasih mereka kegiatan agar bisa mandiri. Jangan kasih mereka ikan, tapi berikan kailnya. Semua kepala dinas dan staf setiap hari harus belanja di sini, ngopi di sini. Kebetulan saya sering lewat sini, nantipun saya bakal sering ngopi di sini," ungkapnya.
Para difabel peraih medali dari berbagai cabang olahraga yang mengharumkan nama Sumut kemudian diminta naik ke stage utama, di antaranya Sri Wahyuni, peraih medali emas cabang renang. "Mereka-mereka ini peraih medali. Kalian-kalian yang normal peraih medali apa? Mereka ini yang buat kita bangga," tukasnya.