Madina (ANTARA) - Setidaknya sembilan pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara dalam kurun beberapa tahun ini tidak memiliki mobil ambulans.
Bahkan, ada di antaranya sejak puskesmas itu berdiri mobil darat untuk menangani dan/atau mengangkut pasien dengan kondisi gawat darurat atau berpotensi mengancam nyawa dari suatu tempat ke tempat lain untuk mendapatkan pengobatan belum pernah dimiliki puskesmas itu.
Akibatnya, para warga yang mengalami kondisi gawat darurat jika hendak mendapatkan pengobatan dari desa mereka baik itu ke puskesmas maupun ke rumah sakit umum daerah terdekat terpaksa harus menyewa kendaraan angkutan roda empat dan bahkan ada yang harus naik kendaraan roda dua.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Mandailing Natal, dr Muhammad Faisal Situmorang yang dikonfirmasi ANTARA, Jumat (1/9) mengatakan, dari 26 puskesmas yang ada di kabupaten itu saat ini ada sembilan puskesmas yang tidak memiliki mobil ambulans.
Adapun kesembilan puskesmas itu adalah Puskesmas Malintang, Puskesmas Maga, Puskesmas Gunung Tua, Puskesmas Gunung Baringin, Puskesmas Tambangan, Puskesmas Hutabargot, Puskesmas Patiluban Mudik, Puskesmas Sikara-kara dan Puskesmas Ulu Pungkut.
Sementara mobil ambulans di sejumlah puskesmas lainnya juga saat ini banyak yang mengalami kerusakan berat dan ringan salah satunya mobil ambulans di Puskesmas Siabu.
Pemerintah menyebut, minimnya pengadaan sarana ambulans ini disebabkan oleh keterbatasan anggaran daerah.
Dikatakannya, kesembilan puskesmas itu dulunya memang sudah pernah memiliki ambulans, namun, seiring berjalannya waktu mobil-mobil tersebut mengalami kerusakan akibat termakan usia yang kemudian ditarik dan dilelang.
"Dulunya sejumlah puskesmas itu memiliki mobil Ambulans, hanya dua yang belum pernah memiliki yakni, puskesmas Hutabargot dan puskesmas Bukit Malintang," katanya.
Meskipun demikian lanjut dia, dinas kesehatan akan terus berupaya melakukan pengusulan atas pengadaan mobil Ambulans itu baik melalui APBD Madina maupun ke pemerintah pusat.
"Tiap tahun kita selalu melakukan pengusulan. Tahun depan kita dapat satu unit. Mudah-mudahan dari anggaran lain bisa mengisi ketiadaan ambulans kita," ujarnya.
Saat ini kata dia, bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan mobil Ambulans terpaksa harus memakai mobil ambulans reaksi cepat 119.
Sementara itu, Rahmat salah seorang warga Kecamatan Hutapungkut mengatakan, dengan tidak ada ambulans puskesmas di kecamatan itu para warga yang mengalami gawat darurat terpaksa harus menyewa angkutan umum jika hendak ke rumah sakit.
Hal yang sama juga disampaikan Nurdin warga Sirangkap Kecamatan Panyabungan Timur. Dengan tidak adanya layanan ambulans itu mengakibatkan penundaan pasien untuk dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit.