Madina (ANTARA) - Koperasi Kopi Mandailing jaya (Komanja), Desa Ulu pungkut, Kecamatan Ulu Pungkut, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) melakukan audensi dengan Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sumatera Utara (Sumut), Kamis (12/12).
Audensi sejumlah pengurus Komanja tersebut diterima langsung oleh Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Perkebunan dan Peternakan Sumut, Banja Pane, Sp MSi.
Ketua Koperasi Kopi Mandailing jaya (Komanja), Desa Ulu pungkut, Safruddin kepada ANTARA, Jumat (13/12) mengungkapkan, banyak hal yang dibahas dalam audensi itu, salah satunya adalah solusi untuk meningkatkan produktifitas kopi di Mandailing Natal, khususnya di wilayah Kecamatan Ulu Pungkut.
Safruddin menyebutkan, saat ini para petani kopi yang berada dibawah naungan Komanja Mandailing Jaya mengeluhkan alat modren pasca panen kopi seperti mesin pullping, huller serta roasting sehingga kelompok-kelompok tani itu dapat melakukan hilirisasi kopi sehingga dapat memberi nilai tambah kepada para petani.
"Atas nama koperasi kopi Mandailing Jaya kami ucapkan terima kasih kepada dinas Perkebunan dan Peternakan Sumut serta anggota DPRD dari partai Gerindra bapak Rahmat Rayyan dan bapak Gusmiyadi atas Bantuan kopi sebanyak 290 ribu kepada petani kopi di Kabupaten Mandailing Natal," ujarnya.
Dia berharap para kelompok tani penerima bantuan bibit kopi itu nantinya dapat memanfaatkan bantuan itu dengan menanam dan merawatnya sehingga kedepan bisa menjadi sumber perekonomian bagi masyarakat.
Terlebih kata dia, berdasarkan prediksi harga kopi masih akan terus naik untuk beberapa tahun kedepan akibat dampak dari pemanasan global yang melanda negara-negara penghasil kopi didunia yang mengakibatkan kurangnya pasokan kopi global.
Selain itu, Safruddin juga menyampaikan harapannya agar dinas pertanian serius untuk mendampingi petani kopi penerima bantuan tersebut sehingga bantuan bibit tersebut dapat dimaksimalkan para petani penerima bantuan.
"Kami juga berharap agar dinas pertanian serius dalam mendampingi para petani penerima bantuan bibit kopi tersebut dalam hal budidaya sehingga bantuan tersebut dapat dirasakan manfaatnya oleh para petani. Dengan budidaya yang tidak baik nantinya akan berdampak pada panen yang tidak baik. Ini sering kali mengakibatkan para petani meninggalkan atau mengganti kembali komoditi kopi ke komoditi yang lain," jelas dia.