Tapanuli Selatan (ANTARA) - Sebanyak 597 Petani Sawit Mandiri Tapanuli Selatan (Tapsel) memperoleh sertifikasi RSPO, yang berkontribusi pada pengelolaan 859,51 Ha lahan sawit secara berkelanjutan. Di ikuti dengan penambahan pendapatan hingga 1,4 Milyar.
Hal itu mengemuka pada pertemuan besar tahunan Tim Pelaksana Rencana Aksi Daerah (RAD) Kelapa Sawit Berkelanjutan (KSB) atau dikenal dengan Forum Kelapa Sawit Berkelanjutan Tapsel (FoKSBI), di Hotel Tor Sibohi, Senin (28/8).
Bupati Tapsel Dolly P.Pasaribu dalam sambutan tertulis sampaikan Sekda Tapsel Sofyan Adil Siregar, menyampaikan apresiasi kepada kedua asosiasi yang menerima RPSO tersebut.
"Kiranya capaian ini dapat terus di tingkatkan. Kepada Tim Pelaksana RAD KSB Tapsel teruslah berkolaborasi dan berbuat baik untuk kelapa sawit berkelanjutan khusus petani mandiri," ajak Bupati.
Menurutnya, perjalanan petani sawit mandiri dalam memperoleh sertifikasi RSPO tidak lah mudah. Butuh waktu lima tahun bagi petani memperolehnya atau sejak 2018 silam.
Perolehan sertifikasi RSPO menjadi salah satu pencapaian FoKSBI atau wujud kolaborasi pemangku kepentingan yang melibatkan swasta, akademisi, hingga ormas masyarakat sipil, dan lingkungan.
"Perjuangan dua asosiasi petani pertama di Tapsel dalam menerapkan praktik perkebunan lestari untuk sawit berkelanjutan hingga mengantongi RSPO harus di tingkatkan, pinta Bupati dalam pidato tertulis itu.
Field Program Manager Konservasi Indonesia, Isner Manalu, mengatakan upaya untuk meningkatkan kapasitas petani sawit di wilayah itu melalui program Sekolah Lapang Sawit berkelanjutan.
"Sekolah lapang sawit Pemkab Tapsel melalui Dinas Pertanian Tapsel dan FoKSBI berkolaborasi bersama Konservasi Indonesia," sebut Isner.
Dimana kata Dia, petani yang tergabung dalam Sekolah Lapang mendapat pembelajaran tentang praktik perkebunan yang berkelanjutan. Petani di dorong melakukan intensifikasi, sehingga lahan sawit di dalam kawasan hutan dapat dicegah.
"Kegiatan Sekolah Lapang ini juga telah berdampak pada peningkatan produksi sawit hingga 25%. Hingga tahun 2023, PPL Dinas Pertanian Tapsel telah melatih 1.155 petani. Baik penerapan praktik perkebunan, lingkungan, dan sosial yang baik," kata Isner.
Sementara Berlin Sihombing, Ketua SJLS, mengatakan sertifikasi RSPO mampu memotivasi petani untuk terus berkebun dengan baik dan memperhatikan lingkungan.
"Kiranya petani ini bisa menularkan ilmu nya ke petani lainnya atau dapat mempromosikan penerapan praktik budidaya sawit berkelanjutan kepada petani lainnya," harapnya.
Pada Januari 2023, Sawit Jaya Lestari Saseba (SJLS) menjadi asosiasi pertama menerima sertifikasi, yang mencakup area bersertifikat seluas 293,69 hektar (Ha), dengan volume tandan buah segar (TBS) 5,065,55 MT.
Disusul pada Mei 2023, Petani Sawit Muara Batangtoru (PSMB) menerima sertifikasi dengan cakupan area bersertifikat seluas 601,82 hektar dan volume TBS sebanyak 12.296 MT.
Hadir di acara ini Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Sumatra Utara, Kepala Bappeda Tapsel, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kepala Dinas Pertanian, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, BBKSDA Wilayah III, KPH Wilayah X, para camat di sentra sawit, NGO, hingga petani di Tapsel.