"Saya merasa bingung, ini manusia bagaimana pola berpikirnya, apakah itu kepentingan seseorang atau kelompok tertentu. Biasanya masyarakat demo tapi tidak sampai merusak dan mencoba untuk anarkis, bahkan sampai melempar batu dan botol air mineral. Ini memang benar gedung rakat tapi rakyat yang mana, bukan juga 10 orang atau 20 orang yang datang ke DPRD Tapteng merasa mewakili rakyat tidak. Sementara itu, perlu kita ketahui jumlah Daftar Pemilihan Tetap (DPT) Tapteng hampir mencapai 250.000 ribu, jadi untuk apa ditanggapi," ujarnya.
Sambungnya, DPRD Kabupaten Tapanuli Tengah akan terima aspirasi masyarakat Tapteng, tetapi tidak kepentingan sekelompok orang yang mengatas namakan masyarakat Tapteng.
"Kebetulan kemarin Hari Kebangkitan Nasional, saya tidak berada di tempat. Sementara itu, surat aksi informasinya sampai kepada saya pada pukul 12.22 WIB. Artinya, saya bukan tidak mau untuk menerima, tetapi surat aksi tersebut masuknya jam berapa, tujuanya apa, saya juga tidak tau. Mirisnya, katanya aksi damai, tetapi melakukan perusakan, bahkan meminta Pj Bupati Tapanuli Tengah Elfin Elyas untuk diganti, hal tersebut sudah tidak sesuai dengan apa yang disampaikan kelompok Aliansi Masyarakat Peduli Tapanuli Tengah (AMP-TT) yang mengatas namakan masyarakat Tapteng," terangnya.
Menurutnya, sekelompok masyarkat yang menyampaikan aksi tuntutan meminta ganti Pj Bupati Tapteng tidak berdasar. Apa dasar mereka?.
"Kami menilai selama ini apa yang sudah dikerjakan oleh Pj Bupati Tapteng sangat baik, hingga saat ini keadaan di Tapteng masih kondusif dan tidak terjadi perpecahan antara masyarakat di Kabupaten Tapanuli Tengah,''ungkapnya.