Medan (ANTARA) - Pemerintah Kota Medan, Sumatera Utara, akan membangun dua underpass atau jalan bawah tanah untuk mengatasi kemacetan yang terjadi di daerah ini.
"Pembangunan underpass itu segera dilakukan tahun ini juga, sehingga masyarakat merasakan manfaatnya," terang Wali Kota Medan Bobby Nasution di Medan, Selasa.
Untuk posisi kedua pembangunan underpass ini, lanjut dia, di Jalan Juanda simpang Jalan Brigjen Katamso, dan Jalan HM Yamin simpang Jalan Jawa.
Wali kota mengingatkan bahwa pembangunan underpass di Jalan HM Yamin perlu mendapat perhatian serius karena akan menimbulkan efek yang luar biasa.
Data Dinas Perhubungan Kota Medan menyebut pembangunan underpass di Jalan HM Yamin simpang Jalan Jawa akibat peningkatan frekuensi kereta api.
Dari 60 hingga 70 kereta api melintas dalam sehari, kini menjadi 100 kali yang memakan waktu 500 menit sehingga membutuhkan waktu untuk mengurai arus lalu lintas hingga tujuh menit.
"Perlu dipastikan lagi dampak pembangunan underpass itu, seperti bangunan diduga cagar budaya. Areanya juga cukup padat, dan perlu diperjuangkan agar pembangunan underpass dapat segera dilakukan," katanya.
Selain itu, wali kota juga menjelaskan sebagai upaya mengatasi persoalan banjir, Pemkot Medan segera membangun kolam retensi di dua lokasi.
Kedua kolam retensi yang akan dibangun itu berada di Kecamatan Medan Selayang, dan di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.
"Rencana pembangunan ini harus ada dukungan dan koordinasi 'stakeholder' terkait. Seperti kolam retensi, pengoptimalan masuknya aliran air ke kolam retensi harus mendapat dukungan, baik USU maupun BWS Sumatera II," tuturnya.
Selain itu, juga perlu memperhatikan semua aspek termasuk aspek atau potensi dampak sosial yang mungkin akan terjadi, ungkap Bobby.