Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis kandungan dr. Aida Riyanti, Sp.OG mengatakan mengonsumsi durian dan nanas pada ibu hamil tidak ada hubungannya dengan kontraksi kehamilan.
“Prinsipnya makan durian atau nanas boleh-boleh saja, enggak ada hubungannya dengan kontraksi tapi mungkin dalam porsi dan jumlah tidak terlalu banyak,” ucapnya dalam diskusi mengenai mitos dan fakta seputar kehamilan yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Aida mengatakan durian dan nanas mengandung zat-zat yang baik jika tidak dikonsumsi secara berlebihan. Pada durian ada unsur karbohidrat yang gula yang rendah sehingga tidak membuat gula darah naik dan juga mengandung lemak. Begitu pula dengan nanas yang tinggi vitamin C.
Namun kedua buah tersebut memang dapat memicu gas berlebih pada usus dan bisa menyebabkan asam lambung, terutama pada ibu hamil yang pengosongan lambungnya lebih lama.
“Kalau kita makan yang jumlah banyak ataupun sering mungkin bisa menyebabkan rasa yang kurang nyaman, begitu juga jika makan pedas terlalu banyak dikhawatirkan bukan kontraksi tapi diare,” ucapnya.
Secara umum Aida mengatakan tidak ada pantangan makanan selama kehamilan karena ibu yang sedang hamil bukan orang sakit melainkan sama seperti orang sehat. Namun, pada masa kehamilan harus lebih berhati-hati dalam memilih makanan dan diutamakan makanan yang mempunyai gizi seimbang.
“Jadi yang kita butuhkan tetap karbohidrat, protein, lemak, mineral semua ada dalam tiga kali makan, ada nasi, sayuran, ada daging ataupun ikan jadi semua ada di dalam satu lauk untuk ibu hamil,” ucap dokter dari Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro ini.
Dalam mengonsumsi makanan juga ibu hamil perlu hati-hati dalam memilih terutama ikan. Karena pada masa kehamilan sangat dibutuhkan omega 3 dan DHA yang banyak terkandung pada ikan, namun Aida menyarankan untuk memperhatikan ikan laut dalam yang dikhawatirkan ada kandungan merkuri.
“Jadi yang perlu kita perhatikan ikan-ikan yang dijaga jangan terlalu sering atau jangan terlalu banyak adalah ikan-ikan di laut dalam seperti ikan ikan besar seperti makarel yang ada kandungan merkurinya,” ucap Aida.
Aida pun menyarankan selama hamil, sebisa mungkin ibu hamil makan makanan yang diolah atau dimasak sendiri untuk memastikan kematangan dan kebersihannya. Dan usahakan untuk menghindari junk food (cepat saji) atau makanan olahan maupun makanan kaleng agar bisa memenuhi nutrisi yang dibutuhkan ibu maupun janin dalam kandungan.
“Sebisa mungkin hindari makanan junk food, olahan atau makanan kaleng karena tentunya makanan yang sudah diolah nutrisinya tidak sebanyak makanan yang diolah secara fresh. Sebaiknya usahakan selalu makan makanan yang dimasak maupun yang diolah sendiri,” ucapnya.