Medan (ANTARA) - Wakil Wali Kota Medan Aulia Rachman menyebut apapun ceritanya Kota Medan adalah tanah Melayu dengan semua suku akur dan damai di penutupan Gelar Budaya Melayu Serumpun (Gemes) 2022 di Istana Maimun, Medan, Kamis (3/11) malam.
"Apapun ceritanya, Medan adalah tanah Melayu. Sejarah tidak bisa kita lupakan. Disinilah kita tunjukkan Medan ini memiliki karakteristik yang berbeda dari kota lainnya," ucap Aulia.
Oleh karena itu, lanjut Aulia, hal ini pembelajaran bagi Pemkot Medan untuk melakukan langkah strategis agar tidak terjadi perpecahan antara suku dan etnis di ibu kota Provinsi Sumatera Utara ini.
Peran penting tokoh masyarakat, alim ulama dan unsur Forkopimda sangat mendukung, sehingga seluruh warga saling bergandengan tangan dengan mewujudkan Medan lebih baik lagi dan beridentitas.
Pemkot Medan mulai 31 Oktober - 3 November lalu, menggelar pertunjukan seni dan tari tradisional empat negara serumpun dan sembilan provinsi di Indonesia melalui Gemes 2022 di Istana Maimun.
"Terima kasih seluruh peserta acara ini. Saya juga minta seluruh OPD agar menyambangi stan-stan kuliner disini. Minimal kita berkontribusi kepada mereka," terang Aulia.
"Ini pesan pak wali agar ada rasa kebanggan dari pelaku UMKM membuka stan disini, dan dihadiri pemerintah. Pelaku UMKM merasa dilindungi dan diayomi oleh pemerintah," jelas Aulia yang mantan anggota DPRD Kota Medan ini.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan Agus Suryono menyampaikan, Gemes 2022 masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).
"Kota Medan juga ditetapkan sebagai destinasi MICE oleh Kemenparekraf untuk melaksanakan ajang bertaraf nasional maupun internasional," tuturnya.
Gemes 2022 ditutup, Aulia Rachman: apapun ceritanya Medan tanah Melayu
Jumat, 4 November 2022 11:30 WIB 2091