Medan (ANTARA) - Kementerian Pertanian RI melalui Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) dalam hal ini Polbangtan Medan melakukan pendampingan dan pengawalan petani kentang di Food Estate Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara [FE Humbahas Sumut] menyiapkan panen hingga panen raya kentang.
Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo mendorong pengembangan usaha tani kentang industri di lahan food estate, sehingga membantu pertumbuhan ekonomi nasional.
"Upaya tersebut juga akan meningkatkan keterampilan dan pengetahuan petani dalam melakukan budidaya dan pengendalian OPT, terciptanya swasembada komoditas kentang industri dan meningkatkan produksi sayuran di tingkat petani," kata Syahrul.
Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi berharap generasi muda bisa memberikan pembaruan untuk mendukung pengembangan serta memaksimalkan pertanian.
"Pandemi Covid-19 membuat perubahan dalam transaksi pembelian, dimana orang lebih banyak menggunakan jasa e-commerce, sehingga harus disikapi menjadi peluang baru bagi generasi muda," ujar Dedi.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini mengatakan bahwa pihaknya berupaya meningkatkan kapasitas dan kompetensi alumni Polbangtan, menggandeng sejumlah stakeholders.
"Di era disruptif ini, SDM pertanian dituntut mampu selalu bisa beradaptasi terhadap perubahan, guna memastikan kapasitas dan kompetensinya adaptif terhadap kemajuan teknologi informasi dan komputasi," kata Yuliana.
Juanda Lumbangaol, anggota kelompok tani [Poktan] Sehati di Desa Siria-ria, Kecamatan Pollung menyambut gembira seraya mengapresiasi upaya Kementan melakukan pendampingan dan pengawalan oleh Polbangtan Medan.
"Saya memilih menanam kentang varietas granola, karena lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Usia tanaman 3,5 tahun, sudah bisa panen” kata Juanda di Humbahas, belum lama ini.
Hasil panen diakuinya belum maksimal lantaran awal pertanaman di tengah kondisi kemarau panjang, sehingga pertumbuhan kentang tidak bagus. Total hasil panen 1,3 ton dari lahan seluas 0,4 hektar.
“Sebagaiman diketahui, tanaman kentang sensitif pada kekeringan, meskipun sangat peka dengan air yang berlebihan terutama air menggenang. Umbi kentang memerlukan suhu dingin dengan kelembaban yang tinggi. Pada tanah yang suhu dan kelembaban yang tidak stabil tanaman kentang akan menghasilkan umbi yang bentuknya tidak menarik dan benjol-benjol”, paparnya.