Madina (ANTARA) - Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) perwakilan Sumatera Utara menemukan adanya kerugian pada proyek rehabilitasi pengaman banjir di Kecamatan Panyabungan Timur Kabupaten Mandailing Natal (Madina).
Temuan adanya kelebihan bayar dan denda keterlambatan pada dek pengaman banjir yang dikerjakan pada tahun 2021 lalu itu disampaikan oleh Plt, Kepala Inspektorat Madina, Rahmad Daulay menjawab ANTARA, Senin (25/7) sore.
"Ada temuan BPK, yakni kelebihan bayar dan denda keterlambatan," ujar Rahmad.
Soal berapa jumlah temuan tersebut, Rahmad tidak menyebutkan secara rinci.
"Angkanya belum bisa dipublikasikan karena masih bersifat internal," sebutnya.
Rahmad menyebutkan, dari surat BPK yang dikirimkan kepada Inspektorat Madina itu dijelaskan ditemukan adanya kelebihan bayar dan denda kepada PT Torida Hasian Group sebagai kontraktor pada pembangunan dek tersebut.
Terkait temuan tersebut, kata dia pihak kontraktor diberi tenggat waktu selama 60 hari untuk membayarkan temuan itu ke kas negara yakni mulai dari tanggal 8 Juni hingga 8 Agustus 2022.
"Soal berapa yang sudah dibayar kita belum tahu, namun kata kontraktor sebagian sudah dicicil," jelas dia.
Kata dia, bila sampai limit tanggal yang ditetapkan ( 8 Agustus) temuan tersebut belum dibayarkan ke kas negara akan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum.
"Sampai dengan 8 Agustus 2022 masih diberi waktu. Bila temuan itu tidak dibayarkan baru masuk ke aparat penegak hukum untuk menindaklanjutinya," tegasnya.
Sekedar diketahui, rehabilitasi pengaman banjir di Kecamatan Panyabungan Timur ini terus menjadi soroton publik, dan pembangunannya terkesan lawak-lawak.
Dek penahan jalan ini merupakan program dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madina. Biaya pembangunannya fantastis dan mencapai Rp11.114.150.000 dikerjakan oleh PT Torida Hasian Group.
Dek ini sendiri dibangun di tiga segmen, yakni segmen Desa Tebing Tinggi, segmen Simpang Suga dan segmen Sidaing Desa Parmompang.
Kalau dilihat di lapangan bangunan dek tersebut aneh dan terlihat seperti lawak-lawak.
Pasalnya ada ada beberapa dek terlihat masih menganga sehingga membuat material tanah penimbun tergerus air.
Seperti di segmen Tebing Tinggi misalnya, kondisi dek terlihat dari arah Barat masih menganga dan dikhawatirkan material penimbun akan runtuh bila hujan deras turun.
Sama halnya juga di segmen Simpang Suga Desa Parmompang. Bangunan dek terlihat dari arah Barat juga masih menganga.
Begitu juga di Segmen Sidaing Desa Parmompang mengalami hal yang sama. Bahkan parahnya dek tersebut terlihat belum ditimbuh penuh, sehingga telah membuat badan jalan lintas Panyabungan - Pagur menjadi retak-retak.