Sembalun, Lombok Timur (ANTARA) - SMA Negeri 1 Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, NTB, mewajibkan siswa-siswinya menyetor sampah saat pulang dari sekolah. Kewajiban itu sebagai implementasi program zero waste yang telah digulirkan oleh Pemprov NTB.
Jenis sampah yang dibawa pulang itu, hanya sampah plastik, berupa bungkus makanan ringan, botol bekas jenis plastik, gelas plastik bakas minuman kemasan, kaleng dan sejenisnya.
Sementara sampah organik, berupa daun dan kertas tidak diwajibkan untuk dibawa.
Siswa yang berada di sekolah setempat hampir dipastikan membeli dan membawa makanan, maka untuk itu sampahnya tetap harus dipilah dengan benar. Sebab, sampah-sampah itu akan dikumpulkan dengan cara dipilah.
Kepala Sekolah SMAN 1 Sembalun Johri SAg, saat di temui di ruang kerjanya, Rabu (9/2/22) langkah itu merupakan implementasi dari program gubernur, dalam visi misi Pemprov NTB tentang Zero Waste.
Pihaknya memiliki gagasan untuk mengatasi masalah sampah di sekolah, yakni dengan cara diwajibkan bagi siswa membawa sampahnya untuk dijadikan tiket mereka pulang.
Apalagi saat ini pihaknya telah membuka kantin di kawasan area sekolah, sehingga pasokan sampah semakin banyak, baik dari bekas bungkus jajan maupun bekas gelas dan botol plastik.
Satu orang siswa, minimal tiga bungkus atau tiga gelas plastik dan sejenisnya disetor setiap mereka pulang. Jika tidak ada yang dibawa, para guru menyuruh siswa mencari sampai dapat dan kemudian dipersilakan pulang.
Tujuan lain yang tak kalah penting ialah menjadikan program ini sebagai wadah meningkatkan pendidikan karakter bagi siswa.
Di samping itu koperasi dan kantin sekolah tetap jalan dan cara itulah yang paling efektif untuk mengatasi sampah di sekolah setempat.
Karena itu, sasaran dari program ini tidak sekadar bersih-bersih sampah, melainkan bagaimana membiasakan semua warga sekolah, khususnya para siswa, agar lebih peka dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya..
Program ini, lanjutnya, sudah berjalan selama dua pekan dan hasilnya cukup memuaskan. Artinya sejak digulirkan program tersebut, sampah di SMAN 1 Sembalun sudah bisa diatasi, meski demikian ia tidak memungkiri ada saja siswanya yang bandel.
"Alhamdulilah berkat dukungan para dewan guru dan peserta didik, sampah di sekolah kami teratasi. Sudah tidak ada sampah yang berserakan di halaman sekolah, lihat sendiri kan," ucap Johri, sambil menunjuk ke halaman sekolah.
Untuk diketahui, ucap Johri, Pemerintah Provinsi NTB mempunyai program "Sekolah Bersih dan Sekolah Sehat".
Untuk itu, pihaknya mengambil langkah dan gagasan mengatasi sampah di sekolahnya. Tidak memungkiri, pihaknya sangat sulit untuk mengatasi sampah agar sekolah tersebut nol sampah plastik.
Ia menjelaskan beberapa cara mencapai tujuan itu, Johri melakukannya secara bersama-sama antara guru dan peserta didiknya.
Untuk sementara, pihaknya bekerja sama dengan Tim Siaga Bencana Desa (TSBD) Sembalun Lawang, mengenai pengelolaan sampah.
Dan mengajak siswa untuk terbiasa memilah sampah menjadi dua bagian, yakni, sampah plastik bekas bungkus snack dijadikan satu, begitu juga dengan sampah gelas plastik, botol mineral, kaleng dan sejenisnya dijadikan satu.
Ke depan, ia bersama para guru dan siswa akan mengusahakan sendiri untuk mengolah sampah. Sampah plastik maupun organik memiliki nilai ekonomi tinggi jika dimanfaatkan oleh pihak sekolah.
Harapannya, para siswa bukan hanya di sekolah mereka berperilaku hidup bersih dan sehat, sebab dengan adanya program tersebut, peserta didik juga bisa menerapkan di rumah dan di lingkungan sekitarnya.
Senada dengan itu, Kordinator Tim Sekolah Bersih dan Sehat SMAN 1 Sembalun Hayatullah, SPd menyatakan program tersebut tujuannya membentuk karakter peserta didik agar cinta lingkungan dan terbiasa hidup sehat.
Selain mengimplementasikan program Pak Gubernur NTB, tentang sekolah bersih dan sekolah sehat, program sekolah itu juga membentuk karakter anak didik.
Sejak program ini digulirkan, papar Hayatullah, jarang sekali ditemukan sampah plastik berserakan di halaman maupun di kawasan area sekolah.
Jika dibandingkan sebelum program tersebut di cetuskan, hampir di setiap sudut sekolah sampah plastik berserakan. Meskipun demikian, ia bersama para guru tidak pernah bosan mengimbau peserta didik membuang sampah pada tempatnya.
Menurutnya, konsep ini sangat efektif diterapkan untuk mengatasi sampah di sekolah. Untuk itu diharapkan program tersebut, menjadi contoh untuk semua sekolah yang ada di Sembalun.
Sementara itu, Ketua Osis SMAN 1 Sembalun Ririn Andriani mendukung program yang dicanangkan oleh para gurunya. Sebab program tersebut baginya sangat mulia, terlebih sampah plastik saat ini terus bertambah dan menjadi momok yang menakutkan. Ia menyadari bahwa tujuan para guru mewajibakn siswa menyetor sampah itu untuk membentuk karakter siswa agar terbiasa hidup sehat.
Jika saja semua sekolah dari tingkat TK hingga SMA yang ada di Sembalun ini mempunyai konsep yang sama untuk mengatasi sampah, bisa dipastikan sampah plastik khususnya di Sembalun bisa dikurangi.
Apalagi, katanya, jika hal itu bisa diterapkan di tengah-tengah masyarakat oleh para pemangku kebijakan di daerah masing-masing. Terlebih, jika di masing-masing desa punya program dan wadah untuk mengatasi sampah.
Terlepas dari itu, kata Ririn. Agama Islam), mensyariatkan hidup bersih untuk menyeimbangkan alam semesta.
Ia mengutip sebuah ajaram dalam Islam, yang artinya, "Kebersihan itu bagian dari iman".