Medan (ANTARA) - Pemerintah Kota Medan, Sumatera Utara, mendorong masyarakat melakukan pengelolaan sampah rumah tangga dengan mengintegrasikan budi daya sayuran pekarangan agar tidak mencemari lingkungan di daerah ini.
"Pemkot Medan menyambut baik, karena sampah diolah sehingga memberikan manfaat. Sampah yang dihasilkan tidak seluruhnya dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir)," kata Sekda Kota Medan Wiriya Alrahman di Medan, Selasa.
Setiap hari, lanjut dia, ibu kota Provinsi Sumatera Utara ini menghasilkan sampah sebanyak 2.000 ton, termasuk limbah rumah tangga di antaranya kantong plastik sekali pakai.
Baca juga: Wali Kota Medan terima penghargaan inisiator olahraga tingkat nasional
Oleh karenanya melalui kegiatan yang diinisiasi Yayasan Perisai Srikandi Juang itu, diharapkan bisa mengedukasi masyarakat sehingga sampah rumah tangga dapat dikelola menjadi berguna.
Kota Medan hingga kini memiliki satu TPA, yakni di Kelurahan Terjun, Kecamatan Medan Marelan.
"Saat ini kapasitas TPA Terjun untuk menampung sampah tinggal dua atau tiga tahun lagi, sedangkan TPA Namo Bintang di Medan Tuntungan sudah penuh," kata dia.
Pemkot Medan sedang memproses penambahan TPA.
"Kita sudah bebaskan lahan di Desa Telun Kenas, Kabupaten Deli Serdang sebagai TPA menggunakan sistem 'sanitary landfill'. Jadi persoalan sampah bukan main-main bagi Kota Medan," katanya.
Pimpinan Yayasan Perisai Srikandi Juang, Amelia, memaparkan bahwa pengelolaan sampah rumah tangga dan budi daya sayuran pekarangan selaras untuk mendukung ketahanan pangan di masa COVID-19.
Pihaknya mendorong masyarakat mengelola sampah menjadi ecoenzim dan pupuk organik sampah plastik menjadi ecobrick sebagai bahan matras dan kursi minimalis.
"Kita dorong warga untuk mampu mengintegrasikan pengelolaan sampah dan kebun sayuran pekarangan alam dengan menggunakan bahan dari sampah, seperti pupuk organik cair dan ecoenzim," katanya.
Pemkot Medan dorong pengelolaan sampah rumah tangga
Rabu, 9 Februari 2022 5:19 WIB 1034