Medan (ANTARA) - Program “Sampah Jadi Pulsa” yang diinisiasi oleh Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat atau IOH) kini hadir di kota Medan tepatnya di Universitas Sumatera Utara.
Program ini bertujuan mengatasi permasalahan sampah plastik melalui konversi sampah menjadi pulsa bagi masyarakat yang berpartisipasi, inisiatif ini sejalan dengan agenda jangka panjang pembangunan Indonesia.
“Melalui ‘Sampah Jadi Pulsa,’ kami berharap dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah sekaligus memberikan dukungan digital yang bermanfaat bagi mahasiswa,” ujar Head of Circle Sumatra Agus Sulistio.
Program “Sampah Jadi Pulsa” mengajak mahasiswa dan seluruh sivitas akademika USU untuk mengumpulkan sampah plastik dan sampah non-organik lainnya yang nantinya akan dikonversi menjadi pulsa Indosat.
Dalam implementasinya, peserta dapat mengumpulkan sampah plastik, botol bekas, dan jenis sampah non-organik lainnya melalui Reverse Vending Machine (RVM) di Gedung Fisip USU.
Setiap kilogram sampah yang terkumpul akan dikonversi menjadi pulsa sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Proses pengolahan dan konversi ini akan melibatkan mitra daur ulang lokal untuk memastikan sampah dapat diolah secara bertanggung jawab.
Civitas akademika Universitas Sumatera Utara menyambut positif program ini.
“Inisiatif ini sejalan dengan visi universitas kami untuk menciptakan kampus hijau, kami mengapresiasi langkah Indosat yang secara aktif membantu mewujudkan program-program yang berdampak nyata bagi mahasiswa dan masyarakat luas,” ujar Rektor USU, Prof. Dr. Muryanto Amin, S.Sos. M.Si.
Sejak diluncurkan, program ini telah berhasil mengumpulkan lebih dari 23.000 botol plastik—setara dengan 437 kg plastik—dan mengonversinya menjadi pulsa digital senilai Rp 14 juta, dengan partisipasi dari 1.032 pengguna.
Selain memberikan manfaat langsung dalam bentuk pulsa, program ini diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.