Madina (ANTARA) - Bencana banjir yang melanda Kabupaten Mandailing Natal pada bulan Desember 2021 yang lalu menimbulkan sejumlah kerusakan.
Salah satunya adalah kerusakan disektor pertanian/perkebunan karena banyak tanaman padi dan palawija yang mengalami gagal panen.
Kepala Dinas Pertanian Mandailing Natal, Siar Nasution kepada ANTARA, Rabu (19/1) menyampaikan, untuk tanaman padi sawah yang mengalami puso luasnya ditaksir mencapai 1.369 hektar.
Baca juga: Dek penahan banjir yang roboh di Darussalam dalam proses perbaikan rekanan
"Luasannya memang sekitar 1.339 hektar. Pada waktu banjir yang kami laporkan yang terdampak memang sekitar enam ribu hektar namun, sesudah dua hari kemudian kami laporkan ada sekitar tiga ribu. Sesudah satu minggu (sesudah air surut) dilakukan pendataan kembali yang puso cuma 1.339 hektar," ujarnya.
Siar menyebut, kerusakan tanaman padi sawah akibat banjir bencana alam itu tersebar di 12 kecamatan yang ada di kabupaten itu seperti di Kecamatan Natal, Muara Batang Gadis, Sinunukan, Ranto Baek, Lingga Bayu, Batahan, Batang Natal, Panyabungan Barat, Hutabargot, Panyabungan Utara, Panyabungan dan Kecamatan Siabu.
"Yang paling parah kerusakannya di Desa Tangga Bosi Kecamatan Siabu dan Kecamatan Hutabargot. Karena waktu itu pas pada masa panen, padi petani hanyut dan tertanam lumpur," sebut dia.
Selain kerusakan pada tanaman padi sawah, kerusakan pada tanaman padi gogo juga ditaksir mencapai 442 hektar. Luas ini tersebar di enam kecamatan yang ada di kabupaten itu.
Kemudian kerusakan pada tanaman jagung yang luasnya mencapai 157 hektar, kacang tanah, 46,56 hektar, cabai merah, 36,6 hektat, cabai rawit, 7,4 hektar, pepaya 11,8 hektar, semangka, 0,4 hektar, jeruk 20 hektar, jaringan irigasi 20 unit dan kerugian akibat ternak mati.
Pasca banjir tersebut, Kadis mengakui hingga saat ini belum bisa berbuat banyak untuk membantu para petani.
Meskipun begitu untuk meringankan beban para petani tersebut, Dinas Pertanian Madina sendiri telah membuat sejumlah terobosan, salah satunya adalah dengan membuat laporan (proposal) kepada pemerintah baik itu pemerintah pusat, provinsi maupun kepada pemerintah kabupaten.
"Laporan kepada pemerintah pusat dan provinsi sudah kita sampaikan. Dari provinsi pun sudah turun ke lokasi. Sedangkan untuk Madina terkait jumlah luas yang puso atau lainnya sudah kita notakan kepada pimpinan, bahwasanya luas yang puso tersebut wajib kita ganti," jelas Siar.
Mengingat banyaknya petani yang terdampak banjir tersebut dirinya berharap kepada pemerintah baik itu Dinas Pertanian Provinsi Sumut maupun pusat agar berkenan memberikan bantuan khususnya bantuan benih.
"Kita berharap semua yang kami laporkan agar dibantu karena masyarakat saat ini sudah mengharapkan itu," pinta Kadis.
Pasca banjir, petani di Madina butuh bantuan bibit
Rabu, 19 Januari 2022 16:01 WIB 1592