Medan (ANTARA) - Untuk mencapai ketahanan pangan, Kementerian Pertanian terus menggenjot produktivitas, termasuk juga memaksimalkan peran Polbangtan.
Seperti Polbangtan Medan yang membuka wawasan mahasiswa, dosen maupun masyarakat umum dengan menggelar kuliah umum bertema strategi produksi benih unggul mendukung pengembangan agro industri pertanian. Kegiatan ini berlangsung secara offline dan online, beberapa waktu lalu.
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, berharap penggunaan benih varietas unggul masif dilakukan oleh petani dalam rangka meningkatkan produktivitas.
"Karena benih unggul punya peran vital dalam pencapaian ketahanan pangan," ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Baca juga: Hadapi tantangan profesi di era 4.0, Polbangtan Kementan siapkan penyuluh tangguh
Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa bukan hanya penggunaan benih unggul saja yang perlu didorong, namun lebih dari itu pihaknya mengharapkan petani harus mampu menangkarkan benih unggul sendiri.
“Benih unggul itu vital, petani harus bisa minimal menangkarkannya sendiri karena ini salah satu kunci kemandirian petani agar berdaya saing,” ujarnya.
Wakil Direktur I Polbangtan Medan, Nurliana Harahap, saat membuka kuliah umum mengharapkan selama kegiatan kuliah umum berlangsung, peserta terutama mahasiswa Polbangtan Medan dapat mengikuti dengan fokus dan cermat.
“Kuliah umum ini merupakan satu kesempatan baik untuk kita. Tidak hanya dosen, namun seluruh mahasiswa harus semangat menggali wawasan sesuai dengan tema kuliah umum kali ini yaitu strategi produksi benih unggul mendukung pengembangan agro industri pertanian itu sangat keren,” kata Nurliana.
“Produksi sebuah komoditi sangat besar ditentukan oleh pemanfaatan benih. Mungkin selama proses pembelajaran, mahasiswa belajar pertanian baik tentang agribisnis, tanaman pertanian, tanaman holtikultura atau tanaman perkebunan semuanya itu diawali dengan penggunaan benih. Apalagi pada tanaman perkebunan. Kalau sempat salah benih, beberapa tahun kemudian akan terlihat dampaknya tidak berbuah misalnya sawitnya, kakao atau karet kedepannya tidak berproduksi dengan baik maka sudah dipastikan petani akan merugi,” ungkapnya.
Dosen Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, Wiwik Hardaningsih, yang hadir sebagai narasumber, menyampaikan bahwa selama pandemi Covid 19 bidang pertanian tetap eksis bahkan mengalami kenaikan. Selain itu selama pandemi justru permintaan produk-produk pertanian meningkat tajam.
“Benih merupakan salah satu input dasar dalam kegiatan produksi tanaman. Kalau ada tanah tidak ada benih maka tidak akan ada yang tumbuh. Tapi kalau ada benih tidak ada tanah, benih tetap dapat bertumbuh misalnya dengan menggunakan media rokwall, hidroponik dan cocopeat (sabut kelapa),” kata Wiwik.
Untuk menghasilkan benih yang bermutu perlu diteliti lebih lanjut melalui pengujian-pengujian benih. Dari pengujian-pengujian benih itu, kita akan dapat menentukan benih itu bagus atau tidak di lapangan. Dalam perbenihan, benih itu dijadikan sebagai bibit tanaman.
Dijelaskannya, masalah perbenihan tanaman pangan dan holtikultura adalah belum semua varietas unggul yang dilepas dapat diadopsi petani atau pengguna benih, ketersediaan benih sumber dan benih sebar secara enam tepat (6T).
Yaitu varietas, mutu, jumlah, waktu, lokasi dan harga belum dapat terpenuhi, belum optimalnya kerja lembaga produksi dan pengawasan mutu benih dan belum semua petani menggunakan benih unggul bermutu/bersertifikat.
“Langkah-langkah dalam penyediaan benih unggul bermutu untuk mendukung ketahanan pangan adalah optimalisasi pengembangan varietas unggul baru (VUB) pemuliaan tanaman, produksi dan distribusi benih, pengendalian mutu melalui sertifikasi benih dan optimalisasi kelembagaan perbenihan,” kata Wiwik.
Perlu diketahui bahwa proses sertifikasi benih sangat panjang mulai dari persiapan lahan, menanam, melakukan inspeksi lapangan, melalui vegetative/generative sampai ke pasca panen dan sampai menghasilkan benih kembali dan benih di packing dalam kemasan/packaging.
“Mahasiswa Polbangtan Medan yang orientasinya nanti akan menjadi seorang penyuluh harus serba tahu semua ilmu termasuk ilmu perbenihan. Penyuluhan nantinya akan selalu berhubungan dengan benih,” pesan Wiwik kepada mahasiswa Polbangtan Medan.