Medan (ANTARA) - Polteknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan mengajak masyarakat untuk mengembangkan keahlian urban farming atau bertani dan berkebun di halaman rumah demi menyikapi keterbatasan lahan.
Direktur Polbangtan Medan, Yuliana Kansrini, di Medan, Jumat (29/10), mengatakan urban farming dengan konsep hidropinik sangat cocok dikembangkan tanpa membutuhkan lahan yang luas, bisa dengan memanfaatkan pekarangan rumah.
Urban farming merupakan salah satu solusi bagaimana dengan lahan sempit, lingkungan perumahan yang pas-pasan, namun dapat menghasilkan setidaknya kebutuhan sayuran dan buah-buahan dengan menggunakan hidroponik maupun vertikultur.
"Atau dengan cara-cara lain yang tentunya bisa dilakukan di daerah kota dengan lahan-lahan yang sempit," katanya.
Baca juga: Kementan dorong teknologi pertanian adaptif terhadap perubahan iklim
Ia mengatakan kepopuleran urban farming, atau bertani dan berkebun di tengah kota, meningkat selama pandemi COVID-19.
Tidak hanya budidaya tanaman hias, kekinian berkebun juga dilakukan menggunakan buah hingga sayuran yang bisa dimakan.
Sejumlah sayuran mulai dari pakcoy, sawi, hingga kangkung bisa ditanam sendiri di rumah tanpa perlu memiliki halaman yang luas.
“Pertanian perkotaan melalui budidaya tanaman sistem hidroponik, selain menambah pendapatan juga mendukung ketahanan pangan," katanya.
Hidroponik adalah bentuk berkebun yang tidak menggunakan tanah, melainkan menanam tanaman dalam larutan air dan nutrisi.
Sistem hidroponik dapat menumbuhkan tanaman dan sayuran lebih cepat. Tanaman yang ditanam dengan cara ini biasanya bisa menghasilkan lebih banyak dan membutuhkan lebih sedikit ruang serta menghemat tanah dan air.