Tanjungbalai (ANTARA) - Sejumlah pelaku usaha jasa mainan anak-anak di areal Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah atau Alun-alun Kota Tanjungbalai "menjerit" dimasa pandemi dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) untuk menekan sebaran COVID-19.
Jeritan pelaku usaha jasa mainan anak tersebut akibat merosotnya pendapatan dari usaha menyewakan mainan seperti skuter, beca wisata, mobil-mobilan, odong-odong, pancing ikan-ikanan, rumah balon serta jenis mainan lainnya.
"Sebelum ada COVID-19, penghasilan dari usaha menyewakan beca wisata bisa mencapai 70 hingga 100 ribu rupiah perhari. Namun, setelah pandemi pendapatan saya menurun. Terlebih dimasa PPKM kami nyaris tidak bisa menjalankan usaha," ujar Rahmat penyedia jasa mainan beca wisata, Rabu (27/7) di Tanjungbalai.
Baca juga: Dandim 0208/Asahan turun lapangan amankan asset TNI-AD di Tanjungbalai
Hal senada diungkapkan Bayu (52 Tahun) pemilik beberapa unit odong-odong yang setiap harinya melayani anak-anak yang datang bersama orang tuanya ke lokasi mangkalnya di pinggiran Alun-alun Kota itu.
"Parah la bang, selama pandemi omset menurun. Apalagi PPKM ini, usaha odong-odong ku hampir tak jalan karena sepi pengunjung," kata Bayu sembari berharap pandemi COVID-19 segera berlalu.
Lain halnya dengan Irna (42 Tahun) yang mengaku menyediakan usaha pancing ikan-ikanan dan skuter. Menurut Irna ibu beranak tiga itu, usaha jasa mainan yang sudah digelutinya selama tiga tahun sangat membantu perekonomian keluarganya.
Diakui Irna, selama ini hasil dari menyewakan 30 pancingan dengan 3 unit kolam ikan-ikan, serta 10 unit skuter, ia bisa mengumpulkan pendapatan kotor antara 90 hingga 120 ribu rupiah dengan jam operasional mulai pukul 16.00 hingga 20.30 WIB setiap hari.
Namun dimasa pandemi COVID-19 mengalami penurunan pendapatan sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari terasa sulit, terlebih saat diberlakukannya PPKM.
"Dulu sebelum pandemi bisa dapat 90 hingga 120 ribu belum dipotong biaya operasional seperti upah anggota dan biaya lainnya. Karena pandemi ditambah PPKM, mendapat 70 ribu saja sulit. Kalau bisa menjerit, menjeritnya kita akibat corona ini," katanya.