Langkat (ANTARA) - Niken begitu dipanggil namanya yang baru berusia 10 tahun itu bermukim di Paya Mabar Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat.
Konon ia ikut dengan kakek dan neneknya, seusianya sudah berjuang untuk bisa hidup dengan menjajakan makanan dari ubi yang bernama opak.
Niken ini setiap harinya dengan menaiki sepeda mini berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya, menawarkan opak buatan neneknya. "Harganyapun tidak seberapa kisaran Rp 5.000 sampai Rp 10.000 per bungkusnya," katanya.
Namun, Niken yang kurang dalam bicaranya itu terus menawarkan barang dagangannya agar dapat dibeli oleh semua orang.
Suatu ketika saat para pengurus partai Perindo Langkat berbuka puasa bersama, Niken datang menawarkan dagangannya berupa opak untuk dibeli.
Saat itu teriris hati ini melihat kondisi anak sekecil itu hampir pukul 20.00 WIB, masih berjualan opaknya, dengan tangan dibalut perban, dimana ada empat jarinya yang mengalami luka.
Melihat kondisi itu spontanitas Ketua Partai Perindo Langkat Thomas Saputra memborong dagangannya serta menyapa dimana tinggalnya.
Thomas meminta kartu namanya dan langsung memberikan kepada Niken agar suatu saat bila memerlukan bantuannya segera menghubunginya.
Saat menerima uang pemberian dari Ketua Perindo Langkat itu, Niken sempat menolak karena terlalu banyak, namun dirinya dipaksa harus menerima uang pemberian itu, iapun menerimanya.
Disaat yang bersamaan muncul seorang peminta-minta di Cafe Rumah Orang Tua (ROT) dimana Niken sedang bersama pengurus Perindo yang berbuka puasa itu.
"Spontanitas uang yang diterimanya dia berikan juga sedikit buat peminta-minta itu,". Melihat itu, banyak orang yang terenyuh, anak sekecil ini saat diberikan rezeki langsung berbagi dengan orang. Begitu mulia hatinya.
Thomas Saputra langsung meminta agar anak ini diantar ke rumah keluarganya, serta mengingatkan jangan pernah melupakan dirinya bila memerlukan bantuannya.
Niken ohhh Niken, telah membuka mata hati, begitu mulianya hatimu dalam kondisi seperti itu masih bisa berbagi dengan orang lain.
Semoga Allah membimbingmu terus hingga kau dewasa, dengan kemulian hatimu bisa berbagi. Yang membuat kami harus belajar kepada dirimu.
Semoga juga pemimpin di bumi Langkat religius ini juga terketuk hatinya melihat kondisi rakyatnya ini, yang butuh perhatian terutama di bulan suci Ramadhan 1442 Hijriah, walaupun ia tidak meminta perhatian, hanya seorang anak kecil yang berdagang opak.
Niken telah memberikan inspirasi buat mereka yang melihatnya, dengan keterbatasan berbicara namun hatinya sangat mulia.
Niken anak Langkat yang butuh perhatian dan kasih sayang, semoga nurani siapapun itu terketuk melihatnya.