Sidikalang (ANTARA) - Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Dairi Ny. Romy Mariani Eddy Berutu menjadi pembicara utama dalam acara sharing session manajemen keuangan rumah tangga yang diadakan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sidikalang pada Selasa (16/3/2021) yang dilakukan secara virtual.
Dalam penyampaian materinya, ia mengatakan ada 3 hal utama dalam pengelolaan keuangan rumah tangga yakni input, proses dan output.
Input disampaikan beliau adalah pengasilan atau uang yang dihasilkan dari bekerja yang menjadi sumber keuangan dari keluarga.
Baca juga: Bupati Dairi terima kunjungan BAKTI Kemenkominfo dan APJII
Ia mengatakan bahwa zaman dahulu suamilah yang menjadi penghasul uang dalam keluarga atau istilahnya bread winner dalam RT.
Namun dalam perkembangannya, perempuan semakin banyak mendapat kesempatan untuk berperan di berbagai sektor dan menjadi tonggak ekonomi keluaga,” jelas Romy Mariani.
Hal tersebut ia sampaikan tidak terlepas dari gerakan gerakan yang memperjuangkan kesetaraan gender, bahkan dunia menaruh perhatian yang besar seperti yang tertuang dalam Suistanable Development Goals (SDGS) dimana pada goals yangke 5 disebutkan Achieve Gender Equality and Empower All Women and Girls.
Ia mengatakan saat ini banyak sekali perempuan yang menduduki jabatan penting di pemerintahan maupun dunia usaha seperti Menteri Keuangan RI Sri Mulyani yang pernah sebagai Direktur World Bank dan Ketua DPR RI Puan Maharani serta President of the European Central Bank Christine Lagande.
Dipaparkan Beliau bahwa Christne Lagarde mengatakan dalam situasi krisis sebetulnya perempuan memiliki bakat memimpin yang lebih baik jika dibandingkan dengan laki laki.
Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya karena perempuan memiliki kemampuan mendengar yang baik, lebih cermat dalam memperhatikan resiko yang timbul dari setiap keputusan.
Komponen kedua dalam menata keuangan RT adalah proses dalam merancang peruntukan uang penghasilan tersebut.
Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah antara kebutuhan Vs keinginan. Dalam proses tersebut sangat diperlukan komunikasi antara suami dan istri untuk menentukan berapa persen alokasi antara kebutuhan utama sehari hari vs tabungan atau investasi.
"Tidak ada patokan resmi ,karena masing masing rumah tangga berbeda beda jumlah penghasilan dan kebutuhannya," katanya.
Beberapa konsultan keuangan menyaranakan dari 100 % penghasilan disisihkan 10 -20 % untuk tabungan.
Yang perlu diingat dalam hal ini adalah tujuan merancangan keuangan rumah tangga ini adalah untuk kebahagian keluarga agar tidak menemukan masalah keuangan di kemudian hari.