Medan (ANTARA) - Pemerintah Kota Medan mendorong warga memanfaatkan layanan dalam jaringan untuk berbelanja berbagai barang kebutuhan sehari-hari di tengah pandemi COVID-19 sebagai upaya meminimalisasi penularan virus corona jenis baru.
Hal itu disampaikan Kepala Balitbang Kota Medan Purnama Dewi pada diskusi kelompok terpumpun guna meningkatkan minat masyarakat setempat belanja secara daring di tengah pandemi COVID-19 di Medan, Selasa (20/10).
Berdasarkan hasil kajian pemulihan ekonomi yg dilakukan Tim Ahli Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Medan, kata dia, masih banyak ditemukan masyarakat yang enggan melakukan belanja secara daring di tengah pandemi sekarang ini.
Padahal, lanjut dia, belanja secara daring dapat mengurangi resiko penularan COVID-19 dan bisa menjadi salah satu cara memutus mata rantai penularan virus di Kota Medan, karena dapat mengurangi kontak langsung dan menghindari bertemu banyak orang.
"Saya berharap FGD (Focus Group Discussion) ini nantinya dapat menghasilkan solusi dan masukan untuk Pemkot Medan dalam meningkatkan minat masyarakat belanja secara 'online' (daring) di era pandemi COVID-19," katanya.
Baca juga: Pemkot Medan tingkatkan pengawasan terhadap penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Isfenti Sadalia mengungkapkan masyarakat kurang berminat belanja secara daring karena kurangnya kepercayaan mereka terhadap produk yang dijual dan sulitnya tahapan belanja dengan cara itu.
Artinya, kata dia, para pengusaha harus memberikan jaminan produk kepada pembeli.
"Para pengusaha atau penjual harus memberikan jaminan atas kualitas produk yang dijual, kemudahan proses pembayaran, pemberian promo/diskon, percepatan waktu pengiriman, dan garansi dari proses belanja 'online', seperti garansi jika barang rusak atau tidak sampai kepada pembeli," katanya.
Baca juga: Kota Medan bangun aplikasi sistem informasi penanganan COVID-19 kelurahan
Sementara itu, Laksamana Putra Siregar dari Dinas Kominfo Medan selaku pembanding dalam diskusi tersebut, mengatakan banyaknya pengguna telepon pintar dan media sosial berperan besar dalam meningkatkan belanja secara daring.
Oleh karena itu, katanya, para penjual harus bisa berimprovisasi dengan memanfaatkan peluang untuk melakukan promosi produk dengan media sosial.