Tapanuli Selatan (ANTARA) - Dinas Ketenagakerjaan Daerah Tapanuli Selatan mencatat ada 1.737 orang karyaan/buruh di daerah ini yang dirumahkan dan kena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) akibat dampak COVID-19.
"Totalnya yang kita catat sebanyak 1.737 (rinciannya dirumahkan 1.501 orang dan 236 yang PHK," jelas Kadis Tenaga Kerja Tapanuli Selatan Arman Pasaribu kepada ANTARA, Rabu (8/7).
Karyawan maupun buruh yang dirumahkan/PHK hingga awal Juli 2020 yang berjumlah 1.737 orang tersebut mayoritas di sektor formal.
Tertinggi yang merumahkan karyawan/buruh PT.Aigincourt Resources berjumlah 468 orang disusul PT.Macmahon Mining Services sebanyak 441 orang, dan Sinohydro Corporation Limited 242 orang.
"Selebihnya perusahaan Metso (1 orang), Minindo Jaya (3), PT Ridwan Jaya (19), Epiroc (10), CV.Cipta Karya (5), Trakindo (48) Coates Hire (2), Arkato (6), PT Sangapati Soerya Sejahtera (46), PT.Indo Trail (36), PT Indokarya Tri Utama (146), PT Intertek Utama Services (17), dan PT Sodeco (11)," tambahnya.
Sedang yang kena PHK rinciannya 34 orang dari PT Macmahon Mining Services, Trankindo (16 orang), dan PT Sangapati Soerya Sejahtera sebanyak 186 orang sehingga total PHK sebanyak 236 orang.
Menurut Arman bagi karyawan/buruh yang terkena PHK oleh pemerintah pusat telah membuka jalan dengan membuat program kartu pra kerja walau sampai saat ini minim pendaftar hanya kurang lebih 220 orang hingga gelombang ke tiga lewat proses online.
"Pun demikian Pemkab Tapanuli Selatan (Dinas Ketenagakerjaan) telah membuka pelatihan jahit menjahit sebagai solusi bagi masyarakat terkena PHK dampak COVID yang bisa mendapat keahlian sebagai modal usaha mandiri maupun ikut konveksi lainnya," jelasnya.
Demikian halnya bagi selururuh perusahaan bisa kembali mempekerjakan karyawan/buruh yang sempat dirumahkan dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat dalam memasuki transisi era tatanan kehidupan produktif normal baru dimasa pandemi COVID-19.
Katarina Siburian Handono, Senior Manajer Corporate Communication PT. Aigincourt Resources dihubungi ANTARA, Rabu, mengatakan bahwa pihaknya sedang mempersiapkan diri untuk beroperasi penuh kembali di era tatanan kehidupan normal baru dimasa COVID-19.
"Memang harus bertahap dan sanagat hati-hati serta menaati aturan karena perusahaan memang memprioritaskan kesehatan dan keselamatan karyawan," ujarnya seraya menyatakan selama merumahkan karyawan dimasa COVID-19 perusahaan (PT.AR) tetap memenuhi memberikan hak dan kewajibannya.