Medan (ANTARA) - Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) dan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Utara meminta pemerintah membantu secara konkrit sektor pariwisata yang terdampak COVID-19.
"Bisnis sektor pariwisata hancur.Tidak ada wisatawan yang datang dan berangkat sehingga perlu dukungan konkrit dari pemerintah," ujar Ketua Asita Sumut, Solahuddin Nasution di Medan, Kamis.
Menurut dia, sektor pariwisata perlu didukung karena pemerintah sudah menetapkan industri itu sebagai salah satu sektor utama dalam perekonomian negara.
Baca juga: Dampak COVID-19, jumlah hotel yang tutup di Sumut terus bertambah
Solahuddin menjelaskan, saat ini usaha perjalanan wisata (travel) nyaris tidak beroperasi karena sejak COVID-19, pesanan keberangkatan dan kedatangan dibatalkan calon wisatawan.
"Usaha travel lumpuh. Pengusaha juga sudah merumahkan karyawan," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama Ketua PHRI Sumut, Denny S Wardhana menyebutkan, sedikitnya sudah 30 hotel yang tutup sementara akibat COVID-19.
"PHRI sudah bolak balik minta perhatian pemerintah agar bisa membantu pengusaha yang sedang krisis dampak COVID -19.Tetapi belum ada yang dikabulkan," ujarnya.
PHRI, kata dia, juga berharap pemerintah memberi bantuan secara konkrit agar pengusaha hotel dan restoran bisa "bernafas" di tengah lesunya bisnis.
Baca juga: Dampak COVID-19, ribuan hotel di Indonesia tutup