Medan (ANTARA) - Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Sumatera Utara Solahuddin Nasution mengatakan, rencana pemerintah untuk menjadikan Kota Medan sebagai salah satu destinasi wisata belanja di Indonesia perlu diperinci.
"Penting untuk diperjelas belanja itu seperti apa, aturannya bagaimana," ujar Solahuddin kepada ANTARA di Medan, Sabtu.
Hal itu, menurut dia, penting agar semua pelaku wisata termasuk agen perjalanan dapat menyusun strategi yang tepat untuk menggaet wisatawan ke Medan.
Bagi Solahuddin, Medan sejatinya berpotensi untuk dijadikan pusat wisata belanja lantaran memiliki pasar yang besar.
Akan tetapi, skema yang tepat disebutnya perlu diterapkan supaya kepentingan semua pengusaha di Medan termasuk pelaku UMKM dapat terfasilitasi.
"Sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia, Medan memiliki potensi pasar yang luas. Namun, perlu diperjelas kalau pusat belanja, belanja seperti apa. Jangan sampai mematikan UMKM," kata Solahuddin.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno membidik potensi Batam (Kepulauan Riau), Medan (Sumatera Utara), Surabaya (Jawa Timur) dan Solo (Jawa Tengah) menjadi destinasi wisata belanja, khususnya bagi wisatawan mancanegara (wisman) di Indonesia.
Sandiaga menilai masuknya Medan dalam rencana lantaran lokasinya sebagai pintu masuk wisatawan Asia Selatan yang berpotensi untuk digarap dan dikembangkan.
Di sisi lain, Kota Surabaya dan Solo juga punya potensi yang besar sejalan dengan minat wisatawan yang juga tinggi.
Menurut Sandiaga, Indonesia berada di posisi teratas di ASEAN di sektor ritel. Sementara di sektor ekonomi kreatif, Indonesia menempati tiga besar dunia dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai sekitar 7,8 persen-10 persen.