Madina (ANTARA) - DPRD Kabupaten Mandailing Natal (Madina) memulangkan 18 karyawan yang bekerja di perusahaan panas bumi PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP). Mereka baru tiba di Panyabungan, Senin (06/04).
Menurut DPRD, pemulangan karyawan tersebut guna mengantisipasi penyebaran virus corona (COVID-19) di Kabupaten Madina.
"Benar, kita tadi memulangkan karyawan yang bekerja di perusahaan panas bumi karena mereka berasal dari daerah terpapar virus Corona. Ada yang dari DKI dan Jawa Barat," sebut Awaluddin Nasution, anggota DPRD Madina dari Fraksi PKS kepada wartawan.
Baca juga: Kadis Kesehatan Madina: Logistik APD untuk tenaga medis sudah disalurkan
Baca juga: Pemkab Madina salurkan bantuan banjir
Baca juga: Lapas Panyabungan kembali bebaskan 20 Napi asimilasi
Awaluddin menerangkan, kedatangan karyawan PT SMGP tersebut diketahui atas koordinasi dengan DPRD Tapanuli Selatan. Dan, saat diperiksa karyawan tersebut memegang surat keterangan kesehatan dan bukti screening kesehatan mereka.
Kedatangan mereka juga membawa surat keterangan dari Ditjen Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) yang menjelaskan bahwa mobilisasi personil dan kegiatan pendukung dari kegiatan PT SMGP diharapkan bisa tetap berlangsung karena PLTP Sorik Marapi merupakan objek vital yang menjaga suplai energi listrik bagi masyarakat Sumatera.
"Kita kordinasi dengan DPRD Tapsel, mereka memberitahukan ada warga berasal dari daerah terpapar Corona akan masuk ke Madina. Kemudian, setibanya di Panyabungan, kita data mereka, dan atas keputusan bersama, mereka dipulangkan. Keputusan pemulangan ini untuk menjaga kondusifitas masyarakat, karena kita khawatir masyarakat makin resah," terangnya.
Ia menegaskan, karyawan yang akan masuk ke perusahaan panas bumi tersebut merupakan tenaga kerja berasal dari dalam negeri.
"Kami pastikan tadi tidak ada Tenaga Kerja Asing. Semuanya tenaga kerja dalam negeri, mereka juga tadi menunjukkan surat keterangan dokter yang menyatakan mereka sehat. Kita pulangkan hanya untuk menjaga kondusifitas," tambahnya.
Sementara itu, Manager HSE PT SMGP, Doni Masditok kepada wartawan membenarkan ada 4 orang karyawan PT SMGP yang masuk pada hari Senin (06/04). Seluruh karyawan tersebut merupakan karyawan asal Indonesia.
"Ada 4 orang karyawan PT SMGP, dan 14 orang karyawan PT Bauer. Semuanya tenaga kerja domestik. Kami pastikan tidak ada tenaga kerja asing disitu," kata Doni.
Ia menjelaskan, sebelum karyawan tersebut berangkat ke Madina terlebih dahulu menjalani pemeriksaan kesehatan dari tim dokter yang ditunjuk perusahaan.
Hal itu dilakukan mengikuti prosedur yang diterapkan pemerintah dalam rangka mencegah penyebaran COVID-19.
"Untuk pencegahan penyebaran COVID-19 ini, kita sudah laksanakan prosedur mulai dari screening di Jakarta, kemudian dievaluasi oleh dokter yang kita tunjuk guna melakukan pengecekan layak atau tidak diberangkatkan ke lokasi," ujarnya.
Ia menyebutkan, para karyawan biasanya sebelum mendapat persetujuan dilakukan review apakah perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium.
"Semuanya kita cek, termasuk kita pastikan apakah dia (karyawan) pernah bersentuhan dengan orang yang terdampak COVID-19," sebutnya.
Kemudian dari hasil rangkaian pemeriksaan itulah karyawan baru bisa dipastikan apakah bisa melanjutkan perjalanan atau tidak.
"Kalau sudah dapat keterangan dokter, baru bisa melakukan perjalanan. Kalau petunjuk dokter tidak bisa, kita juga tidak izinkan berangkat," sebut Doni.
Kemudian apabila sudah tiba ke lokasi karyawan kembali di cek kesehatannya.
Terkait dipulangkannya 18 orang karyawan yang akan menuju wilayah kerja panas bumi tersebut, Doni Masditok menyebut mereka memahami keputusan DPRD Madina dalam rangka menjaga kondusifitas masyarakat.
"Ketua dan anggota DPRD tadi menemui karyawan kita di gedung serba guna, diarahkan supaya kembali ke tempat masing-masing," jelas Doni.
Dikarenakan proyek PLTP Sorik Marapi merupakan obyek vital dalam menjaga kestabilan listrik di Sumatera, karyawan masih tetap masuk untuk memastikan tidak ada kekurangan pasokan listrik selama proses social distancing masih berlangsung.
"Tentunya dalam hal ini tetap mengambil langkah-langkah preventif untuk memastikan karyawan kami dan karyawan kontraktor dalam keadaan sehat." tambahnya sembari menyebut pihaknya berkordinasi dengan Dinas Kesehatan secara intens dalam memeriksakan kesehatan karyawan yang bekerja di wilayah panas bumi PT SMGP itu.