Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan penerbangan terakhir dari China sebelum penundaan sementara mulai Rabu (5/2), akan mengangkut seluruh Warga Negara Indonesia (WNI).
“Kalau 3.000 orang mestinya dengan seluruh penerbangan yang ada, cukup,” kata Menhub Budi Karya Sumadi dalam konferensi pers di Gedung Kemenhub Jakarta, Senin.
Dia mengatakan penerbangan tersebut baik terjadwal maupun tidak terjadwal dan langsung maupun tidak langsung.
Baca juga: Korban meninggal virus corona di China tembus angka 361
“Kan ada yang langsung, ada yang tidak langsung. Tapi ‘kan warga kita yang di sana, satu merasa belum harus pulang atau masih ‘confident’ (percaya diri) ya kita serahkan ke mereka. Yang pasti nanti kalau apabila ada WNI yang setelah Rabu mulai 00.00 tetap di sana, suatu waktu mereka akan pulang, kita akan memikirkan caranya,” katanya.
Ia mengatakan seluruh maskapai sudah bersedia untuk mengangkut WNI dari China termasuk Garuda Indonesia.
“Nanti dikaitkan dengan rute mana mereka biasa melakukan penerbangan itu. Seperti Garuda udah pasti ke Guangzhou, Shanghai, Beijing kan pasti ada. Nanti kota kota yang kecil di Selatan China banyak diterbangi oleh Lion dan Sriwijaya karena memang kita punya hubungan untuk pariwisata ke Manado,” katanya.
Baca juga: Dampak Virus Corona, omset agen travel di Medan anjlok
Baca juga: Ternyata ada enam jenis virus pada kelelawar buah di Indonesia
Budi menyebutkan berdasarkan data Kementerian Luar Negeri, jumlah WNI yang ada di China sekitar 10.000 orang dan sudah berkurang hingga menjadi sekitar 3.000 orang.
“Sebenarnya, apa yang kita lakukan menunda sampai Rabu pukul 00.00, itu adalah upaya kita memberikan kesempatan WNI yang ada di China maupun warga China yang akan kembali ke sana,” katanya.
Namun, lanjut dia, sampai saat ini, pemerintah belum memiliki format pengembalian WNI ke China apabila situasi telah kondusif.
“Kita belum punya suatu format untuk pengembalian. Tapi diyakini bahwa pada rapat yang akan datang, akan kita bahas. Dalam skema yang kita akan kembangkan, memang ada jeda waktu agar mereka bisa pulang ke Indonesia melalui negara ketiga,” katanya.