Clark, Filipina (ANTARA) - Usai memenuhi target di ajang SEA Games 2019 Filipina, tim panahan Indonesia kini akan memfokuskan kerja dan latihan mereka untuk menuju Olimpiade 2020 Tokyo.
Target dua medali emas yang dibebankan kepada para Srikandi dan Arjuna Indonesia itu terpenuhi di babak final arena panahan yang digelar di Parade Grounds, sebuah lapangan di tengah komplek kota baru bernama Clark, sekitar 80km di utara Manila.
Emas pertama diraih dari tim recurve putra yang terdiri dari Hendra Purnama, Riau Ega Salsabila dan Arif Pangestu yang mengalahkan trio Malaysia Malaysia Haziq Kamaruddin, Khairul Mohamad, Muhamad Zolkepeli lewat babak shootoff setelah skor imbang 4-4, Minggu.
Kemudian Hendra meraih emas nomor recurve Individu putra setelah mengalahkan atlet Myanmar Htike Lin Oo dengan skor 6-4.
"SEA Games ini memang, pertama, ajang kita melihat persaudaraan antara negara. Tapi, kedua, ini juga ajang mencari bakat-bakat baru contohnya Hendra. Sudah beberapa tahun baik di perorangan maupun beregu putra recurve dia belum pernah menyabet juara," kata manajer tim panahan Tofan Tri Anggoro di Clark, Senin.
Hendra dan Ega dibantu oleh juniornya, Arif Pangestu yang baru turun di SEA Games pertamanya itu.
Medali emas itu pun menjadi lecutan motivasi bagi Arif yang baru berusia 15 tahun itu untuk mengukir prestasi di ajang yang lebih tinggi seperti Olimpiade.
"Saya banyak mendapat motivasi dari para senior... ajang seperti ini biasanya untuk mencari pengalaman," kata Arif.
Tahun ini pun cukup membanggakan bagi timnas panahan setelah bisa merebut emas di kedua nomor tersebut sehingga manajer tim cukup optimistis untuk melakukan persiapan menuju ke Olimpiade.
Pasalnya dua slot entry by number ke Olimpiade untuk nomor recurve putra dan putri sudah di tangan tim panahan Indonesia setelah mereka tampil di Kejuaraan Dunia 2019 di Belanda, Juni lalu.
Sementara untuk proses entry by name, tim akan melakukan seleksi di pelatnas untuk menentukan siapa saja yang akan diberangkatkan ke Tokyo.
Tahun depan, Hendra dkk juga akan mencoba peruntungan mereka untuk mendapatkan slot untuk nomor recurve beregu dengan tampil di kejuaraan dunia yang digelar di Berlin, Jerman, pada Juni.
"Untuk Olimpiade kami bergantung perolehan slot tapi kami berharap bisa bermain di seluruh nomor, lima, yaitu regu putra-putri, perorangan putra-putri dan beregu campuran jadi minimal enam orang harus berangkat, tiga putra dan tiga putri," kata Anggoro.
Selain memboyong dua emas panahan SEA Games, Indonesia mendapat tambahan dua medali perak dan empat perunggu untuk menempatkan mereka di peringkat tiga klasemen setelah Vietnam dan Thailand.
Trio Srikandi Indonesia Triya Andriyani, Sri Ranti dan Yurike Pereira harus merelakan medali emas nomor compound beregu putri SEA Games 2019 jatuh ke tangan tim Thailand yang diperkuat Kanoknapus Kaewchomphu, Kanyavee Manesombatkul dan Kodchaporn Pratumsuwan.
Indonesia harus mengakui keunggulan Thailand dengan skor 217-221 di nomor final compound putri yang digelar di Clark Parade Ground, Clark, Filipina, Senin.
Indonesia sebelumnya juga mengamankan medali perak yang diraih Riau Ega dan Diananda Choirunisa dari nomor recurve campuran usai kalah 1-5 dari Thi Dao Loc dan Phi Vu Nguyen dari Vietnam.
Kemudian ada medali perunggu nomor recurve beregu putri yang terdiri dari Titik Kusumawardani, Diananda Choirunisa dan Linda Lestari, mengalahkan tim putri Thailand yang diperkuat Sataporn Artsalee, Narisara Khunhiranchaiyo dan Waraporn Phutdee dengan skor 5-3.
Ega juga menambah satu medali perunggu bagi Indonesia dari nomor recurve putra individu setelah mengalahkan wakil Myanmar Nay Lin Oo 6-0 di perebutan tempat ketiga.
Perunggu ketiga bagi Indonesia didapat dari nomor compound campuran lewat duet Sri Ranti dan Prima Wardhana usai memenangi laga melawan Fatin Mat Salleh dan Mohd Mazuki asal Malaysia 152-150.
Sedangkan medali perunggu terakhir panahan bagi Indonesi disumbangkan oleh Yoke Akbar yang menang 145-143 dari Zulfadhli Ruslan asal Malaysia di pertandingan perebutan tempat ketiga nomor compuond putra individu.
Muncul wacana untuk mengirim para atlet panahan Indonesia ke Korea Selatan untuk menjalani pemusatan latihan selama dua minggu, tapi Anggoro mengungkapkan jika waktu itu terlalu singkat.
Paling ideal lima atau enam bulan di Korea, atau pilihan kedua bagi mereka adalah lebih banyak melaksanakan tryout ke luar negeri.
"Berkaitan dengan teknik, mereka sudah cukup baik. Mereka hanya butuh lawan tanding saja. maka pilihan kedua memang yang kami rencanakan yaitu mengadakan tryout ke luar negeri," kata Anggoro.