Simalungun (ANTARA) - Kementerian LHK melalui Badan Penelitian Pengembangan (Litbang) dan Inovasi meresmikan "Rumah Singgah Peduli Kanker" di komplek BP2LHK Aek Nauli, Kabupaten Simalungun.
Peresmian dengan pengguntingan pita dilakujan Sekretaris Badan Litbang dan Inovasi Dr Sylvana Ratina didampingi Kepala BP2LHK Aek Nauli Pratiara Lamin dan jajaran, Jumat (6/12).
Peresmian dirangkai presentasi dan evaluasi pembangunan wisata ilmiah Toba dipaparkan Dr Endang Karlina dengan pembahas utama, Tenaga Ahli Menteri Bidang Pengembangan Generasi Muda dan Pramuka, Pramu Risanto MM, Ir Hezlisyah Siregar MF MBA (Sekretaris Umum Saka Wanabakti Nasional), Dr Ir Dwi Sudharto MSc (Inisiator Cancer Care Arang Terpadu dan Bambu).
Dwi Sudarto mengatakan, "Rumah Singgah Peduli Kanker" merupakan cikal bakal dari "Carbon Bamboo Cancer Care Center" yang telah disusun untuk dapat diwujudkan dalam waktu lima tahun.
Pengunjung nantinya mendapatkan produk-produk teknologi pengolahan dan pemanfaatan bambu seperti mebel, flooring, papan lamina, dan produk kesehatan fungsional olahan bambu hasil penelitian unggulan seperti arang teh celup, asap cair bambu, arang kosmetik, arang kapsul, kaos arang, serta rompi terapi kanker.
Jika nanti bambu kanker sudah dihasilkan dalam dua tiga tahun ke depan, masyarakat dapat membawa bibit bambu kanker unggul untuk ditanam di tempat masing-masing.
Selain itu, sebagai rangkaian wisata ilmiah itu, telah dikembangkan juga rumah tungku sebagai media belajar membuat arang terpadu sekaligus untuk memproduksi berbagai produk kesehatan tersebut.
Ke depan, dalam rumah singgah masyarakat dapat melakukan pemeriksaan kanker menggunakan alat kesehatan temuan Dr Warsito berupa Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT).
Alat deteksi kanker empat dimensi berbentuk rompi, selimut itu harganya terjangkau, dapat juga untuk pengobatan jantung, stroke dan hipertensi.
Baca juga: Travel influencer asal Jakarta kagumi panorama Danau Toba