Medan (ANTARA) - Sumatera Utara pada Oktober 2019 masih deflasi sebesar 0,28 persen atau semakin turun dibandingkan posisi September yang deflasinya 1,81 persen.
"Deflasi di Sumut terjadi dampak semua daerah yang dijadikan IHK (Indeks Harga Konsumen) mengalami deflasi yang didorong khususnya penurunan harga cabai merah," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi di Medan, Jumat.
Di Medan, harga cabai merah pada Okober turun 10,39 persen.
Kelompok bahan makanan pada bulan Oktober mengalami deflasi sebesar 2,35 persen atau terjadi penurunan indeks dari 162,71 di September menjadi 158,88 pada Oktober.
Menurut Syech dengan terjadinya deflasi secara berturut - turut pada September dan Oktober, maka inflasi Sumut secara kumulatif masih sedikit tertekan atau 3,21 persen dan secara year on year (YoY) 2,84 persen.
Secara kumulatif inflasi Sumut yang sebesar 3,21 persen berada di atas angka nasional yang 2,22 persen.
Sementara secara YoY , inflasi Sumut yang sebesar 2,84 persen masih di bawah angka nasional 3,12 persen.
"Kalau di November masih deflasi, maka inflasi Sumut secara kumulatif dan YoY bisa terus ditekan," ujar Syech.
Pengamat ekonomi Sumut, Wahyu Ario Pratomo menyebutkan, pada November dan Desember diprediksi akan sulit lagi untuk mengalami deflasi.
Di kedua bulan itu, katanya, rentan mengalami inflasi karena mendekati akhir tahun.
"Di akhir tahun biasanya harga berbagai barang naik termasuk harga tiket pesawat," ujar Wahyu yang juga Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara (USU).
Sumut pada Oktober deflasi 0,28 persen
Jumat, 1 November 2019 21:00 WIB 1830