Tapanuli Utara (ANTARA) - Tabir kematian Kristina Gultom, siswi SMK Swasta Karya Tarutung semakin terkuak.
Berdasarkan keterangan dokter forensik RSU Djasamen Saragih, dr Reinhard, tubuh korban mengalami kekerasan akibat benda tumpul yang menimbulkan luka memar dan luka lecet pada hampir sekujur tubuh.
"Terdapat luka memar dan luka lecet pada bagian tubuh akibat kekerasan benda tumpul," sebut Reinhard kepada ANTARA, Rabu (7/8).
Dikatakannya, luka-luka tersebut didapati pada bagian wajah, leher, dada, perut, punggung, tangan, dan kaki.
Baca juga: Titik terang pelaku pembunuhan Kristina Gultom, Kapolres Taput: Malam ini gelar perkara
Baca juga: Sambut jenazah Kristina Gultom, Ibunda: 'Fotomi nama berengonku'
Menurut dr Reinhard, mekanisme kematian korban adalah mati lemas, tanpa dirinci apakah akibat cekikan di leher atau akibat tidak adanya pertolongan setelah mendapatkan luka di hampir sekujur tubuh.
"Terkait adanya tanda kekerasan seksual, itu masih menunggu hasil laboratorium," terangnya.
Menurut dokter forensik itu, masih ada sejumlah poin hasil autopsi yang bersifat rahasia yang sudah didapatkan, namun tidak dapat diungkapkannya karena seluruh proses masih dalam tahap penyidikan polisi.
Baca juga: Pelajar SMK di Taput diduga jadi korban pembunuhan dan perkosaan
Baca juga: Curiga terhadap tetangga korban jadi awal penemuan mayat siswi SMK yang dibunuh di Taput
"Itu saja yang bisa disampaikan ya Pak, oleh karena semua masih dalam proses penyidikan," pungkasnya.
Kristina Gultom diduga menjadi korban pembunuhan yang disertai pemerkosaan saat jasadnya ditemukan warga tanpa busana di areal perladangan warga di Dusun Pangguan Hutapea Banuarea, Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, Senin (5/8).