Kotapinang (ANTARA) - Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit tingkat petani di Kabupaten Labuhanbatu Selatan menurun drastis. Kondisi tersebut membuat perekonomian didaerah semakin lesu.
Rendahnya harga TBS tersebut, membuat petani terpaksa meminjam uang kepada tauke atau agen pengepul TBS Kelapa Sawit untuk selanjutnya akan dibayar dengan penjualan pada musim panen berikutnya.
Petani Kelapa Sawit di perkampungan Sidodadi, Lingkungan Bedagai, Kelurahan Kotapinang, Kecamatan Kotapinang bernama Parmin, Jumat di Kotapinang menyampaikan, harga jual pada tingkat petani sekarang dikisaran harga Rp700 per kilogram.
Kondisi tersebut sangat menyulitkan petani dan produksi menurun karena musim trek atau menurunnya hasil produksi harga pun anjlok. “Kemarin harga TBS Kelapa Sawit di tingkat petani hanya Rp700 per kilogram turun Rp200 dari harga sebelumnya,” katanya.
Rendahnya harga TBS Kelapa Sawit tersebut berdampak terhadap omzet penjualan pedagang. Sejumlah pedagang di Pasar Inpres, Kotapinang mengaku omzetnya menurun drastis jika dibandingkan dengan menjelang Idul Fitri tahun lalu.
“Penurunan harga TBS berpengaruh juga terhadap pembelian barang, orang nggak punya uang untuk belanja banyak, karena harga TBS Kelapa Sawit sedang anjlok,” kata Murni, seorang pedagang pakaian.
Agen pengepul TBS Kelapa Sawit di Desa Asam Jawa, Kecamatan Torgamba, Harjoni mengatakan, dalam sepekan terakhir harga itu mengalami penurunan.
Harga jual TBS di Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rp900 per kilogram atau turun Rp200 dari harga sebelumnya, pada Selasa (11/6). “Kalau harga di PKS paling tinggi Rp900 per kilogram, berarti pada tingkat petani atau di lapangan harga berkisar Rp600-Rp700 perkilogram,” katanya.
Baca juga: Patut dicontoh, Kapolres Labuhanbatu bantu dorong mobil mogok di Jalinsum
Harga TBS Kelapa Sawit tingkat petani di Labuhanbatu Selatan turun lagi
Jumat, 14 Juni 2019 9:38 WIB 10939