Medan (Antaranews Sumut)-Kongres Umat Islam akan digelar besok, Jumat (30/3) disambut positif oleh dua Ormas Islam besar yakni Muhammadiyah Sumut, dan Nadhdlatul Ulama (NU) Sumut.
Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muhammadiyah Sumut Prof Dr Hasyimsyah Nasution, Rabu menyatakan pihaknya mendukung penuh terselenggaranya kongres ini demi memperkuat Ukhwah Islamiyah dalam menentukan peran politik, ekonomi, dan sosial umat Islam. Agar ke depannya umat Islam memiliki langkah taktis dan praktis dalam menentukan sikap.
Menurut Prof Hasyimsyah, kegiatan ini sangat positif untuk dilakukan karena menghimpun sejuta gerakan umat Muslim. Selama ini berbagai organisasi islam hanya melakukan dakwah sendiri-sendiri bukan secara bersama-sama .
“Ini menunjukkan bahwa semakin pentingnya persatuan umat Islam ini. Gerakan ini dilakukan dari bawah. Organisasi Islam ini sama-sama ingin melakukan kongres secara bersama untuk menentukan sikap umat Islam secara politik, sosial dan ekonomi,” ujarnya.
Baca juga: Romo : kongres umat Islam bukan perlawanan
Diterangkannya, salah satu pembahasan saat kongres adalah peran umat Islam dalam menentukan pemimpin. Saat ini keterlibatan umat Islam dalam mengikuti Pilkada sangat rendah, contohnya saja di Sumut yang jumlah umat Muslimnya mayoritas yaitu lebih dari 60 persen, namun keterlibatannya dalam Pilkada sangat menurun.
Padahal dalam ajaran Islam menentukan pemimpin Muslim itu sangat penting. "Dari hasil kongres ini nantinya akan di bahas kriteria menentukan pemimpin dengan benar.
Dari sini diharapkan nantinya dapat meningkatkan partisipasi pemilih untuk memilih pemimpin umat Islam,” ungkapnya.
Ditambahkan, momen ini sangat tepat untuk mempersatukan kepedulian umat Islam terhadap pemerintah. “Agar pemerintah tidak seenaknya saja dalam menentukan kebijakan, sebab umat Islam pasti yang paling banyak dirugikan kalau kebijakan itu salah, karena mayoritas masyarakat Indonesia adalah umat Islam,” paparnya.
Prof Hasyimsyah juga mengatakan kegiatan ini sangat penting dalam membangun ukhwah islamiyah meskipun sangat sulit menyatukan berbagai pandangan umat Muslim. "Namun dengan gerakan-gerakan keumatan, umat Islam bisa menggalang persatuan,” ujarnya.
Dijabarkan, Kongres Umat Islam ini tidak ada sangkut pautnya dengan pemilihan gubernur atau pun bupati. Prospek ke depanya adalah pemilihan presiden 2019. “Hasil dari kongres ini nantinya tidak hanya menjadi gagasan dan konsep saja, tetapi menjadi langkah rumusan untuk melanjutkan perkembangan bangsa ini dalam arti yang luas,” terangnya.
Di tempat terpisah, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumut, Afifuddin Lubis menyambut positif kegiatan kongres ini. “Saya tidak tau persis materi yang dibahas, kalau isinya membahas tentang persatuan umat islam itu bagus. Setiap kegiatan yang menumbuhkan ukhwuah Islamiyah itu bagus untuk diikuti,” ujarnya.
Namun saat ditanya mengenai sikap politik umat Islam dalam menentukan pemimpin di kongres itu Affifudin tidak banyak berkomentar. "Saya tidak mengetahui secara detail acaranya saya tidak bisa mengomentari hal itu terlalu panjang,” ungkapnya.