Medan, 17/3 (Antara) - Kader dan pengurus Partai Golkar harus dapat memilih sosok ketua umum yang "sejuk" untuk memberikan ketenangan bagi partai politik itu.
Dalam sosialisasi Airlangga Hartarto sebagai calon ketua umum Partai Golkar di Medan, Kamis, Plt Ketua DPD Partai Golkar Sumut Nurdin Halid mengatakan, dalam munas mendatang, seluruh kader harus dapat memilih calon ketua umum yang mampu memberikan kenyamanan bagi seluruh pihak.
"Jangan memilih nahkoda yang baru terpilih sudah `menyentil` kanan kiri," katanya.
Menurut dia, Partai Golkar sedang menghadapi tantangan berat dengan waktu yang telah tersita akibat konflik internal yang berlangsung satu tahun lebih.
Dalam 3,5 tahun ke depan, Partai Golkar harus menghadapi "pertempuran" dalam Pemilu, dan harus menyukseskan berbagai agenda politik lainnya, termasuk memenangkan pilkada di sejumlah daerah.
Karena itu, calon ketua umum Partai Golkar mendatang harus sosok yang mumpuni dan cerdas dalam menyelesaikan berbagai tantangan yang ada.
Kemudian, seluruh kader Partai Golkar yang menjadi calon ketua umum diharapkan dapat menciptakan suasana yang kondusif, termasuk dalam penyelenggaraan munas.
Sebagai salah saru unsur panitia munas, Nurdin Halid berjanji akan menjadikan kegiatan itu sebagai ruang yang indah dan menjadi pertarungan yang cerdas.
Pihaknya juga sangat berharap penyelenggaraan munas Partai Golkar sebagai pertarungan ide, bukan ajang politik uang dalam meraih jabatan.
"Masa yang lalu cukup menjadi kenangan. Semua butuh uang, tetapi jangan gadaikan harga diri," katanya.
Tanpa menyebutkan nama, Nurdin Halid menyatakan, calon ketua umum Partai Golkar mendatang harus memiliki kriteria seperti pohon beringin yakni "berpucuk ke atas, rindang ke samping, dan berakar ke bawah".
"Berpucuk ke atas, artinya memiliki penampilan yang kuat sebagai pemimpin. Rindang ke samping, mampu menjalin komunikasi dengan semua kalangan, punya jaringan yang kuat, termasuk dengan pemerintah. Sedangkan Berakar ke bawah, dikenal semua kader," katanya.